Thursday, August 19, 2010

Mourinho Selangkah Lewati Tim Mancini

Prestasi tim Mourinho hingga saat ini lebih baik dibanding musim lalu. Peluang melebihi rekor tim Mancini juga terbuka lebar di giornata kesembilan.


Kemenangan atas Genoa di giornata kedelapan Serie-A, (17/10) memiliki banyak makna penting bagi Inter Milan. Berkat kemenangan lima gol tanpa balas itu, Inter kembali bertengger di puncak klasemen sementara dengan perolehan 19 poin.

Optimisme pun mulai menyeruak. Kekecewaan akibat kekalahan dari Sampdoria di pekan keenam lalu mulai memudar. Pasalnya, lima gol yang dihasilkan La Beneamata ke gawang I Grifoni membawa seluruh tim larut dalam euforia. Padahal, saat itu Inter sempat diragukan karena harus tampil dengan skuad seadanya.

Menilik hasil di laga itu, Inter sebenarnya meraih beberapa prestasi lainnya. Khususnya bagi allenatore Jose Mourinho. Dengan koleksi 19 poin dari delapan giornata yang telah dilalui, Lo Speciale berhasil melewati torehan prestasinya sendiri di musim lalu. Di musim pertamanya menangani Inter, dia hanya meraih 17 poin dalam jumlah partai yang sama.

Meski demikian, Mourinho enggan jemawa. Dia tak peduli dengan pesta lima gol yang diraih skuadnya di Luigi Ferraris tersebut. Menurutnya, yang terpenting bagi Inter saat ini adalah bermain konsisten dan terus meraup kemenangan demi kemenangan di setiap partainya.

“Kami hanya memenangi pertandingan,” kata Mourinho kepada Sky. “Hasil itu bukan pencapaian yang sempurna, sekadar tiga poin tambahan. Jika boleh memilih, saya akan menukar skor 5-0 itu dengan lima kemenangan, meski hasilnya hanya 1-0.”

Ucapan Mourinho memang cukup beralasan. Sejauh ini Inter masih belum menunjukkan performa yang stabil. Publik di Italia sempat begitu menyanjungnya saat meraih hasil sempurna di empat laga beruntun Serie-A hingga pekan kelima. Namun, pujian itu berbalik menjadi cemoohan saat Inter gagal memberikan hasil yang memuaskan pada dua laga berikutnya. Kalah dari Sampdoria, serta ditahan imbang oleh Rubin Kazan di arena Liga Champions.


MENGINCAR REKOR MANCINI


Mourinho memang belum layak berbangga hati dengan koleksi 19 poin hingga delapan partai di Serie-A. Jika mengintip kembali buku sejarah Inter, pencapaian itu belum sebanding dengan rekor terbaik pelatih sebelumnya, Roberto Mancini di delapan laga awal. Tim Mancini mampu mengumpulkan 20 poin. Namun, Mourinho tak perlu berkecil hati melihat selisih satu angka dengan pendahulunya itu. Dia justru patut optimistis melewatinya.

Dua musim lalu, Mancio gagal mempertahankan tren positif Inter. Timnya hanya meraih satu poin di pekan berikutnya. Alhasil, hingga giornata kesembilan, koleksi poin hanya bertambah satu angka menjadi 21.

Dengan poin 19 yang dikantongi timnya hingga kini, Mourinho berpeluang besar menyalip prestasi Mancini. Apalagi pada pekan depan, Minggu (25/10), Javier Zanetti cs hanya akan menjamu Catania di Giuseppe Meazza. Sebagai tuan rumah Inter lebih diunggulkan untuk memenangi laga.

Kesempatan melakukannya pun makin besar. Saat bertemu Catania, Inter sudah bisa menurunkan beberapa pilar andalannya seperti Samuel Eto’o dan Thiago Motta. Striker Diego Milito pun mulai pulih, meski peluangnya untuk bermain masih tipis.

“Meski beberapa pilar absen, tim ini tetap sanggup bermain luar biasa. Kami memiliki semangat yang tinggi serta keinginan kuat untuk menang. Itulah yang terpenting. Buktinya sudah terlihat, tidak mudah bagi setiap tim mencetak lima gol melawan tim sekelas Genoa,” ucap konsultan transfer Inter, Gabriele Oriali. (Irawan)



Perbandingan statistik Inter hingga giornata ke-8
Musim Pos Poin Gol
2004-05 6 12 16-13
2005-06 3 18 16-9

2006-07 1 18 16-9

2007-08 1 20 17-5

2008-09 3 17 13-5
2009-10 1 19 19-5

Keterangan:
Warna merah: era Roberto Mancini
Warna biru: era Jose Mourinho


Formasi Darurat, Hasil Dahsyat!

Formasi yang dimainkan Inter Milan saat bersua Genoa, (17/10) lalu sangat tidak lazim. Pelatih Inter, Jose Mourinho menurunkan formasi darurat 4-3-2-1 yang tidak pernah sekali pun dicoba.

Dibilang darurat karena sebelum laga Mourinho tengah dipusingkan dengan absennya dua ujung tombak utama, Samuel Eto’o dan Diego Milito akibat cedera. Sehingga stok striker La Beneamata yang tersisa saat itu hanya Mario Balotelli, David Suazo, serta Marko Arnautovic.

Khusus untuk Balotelli, sang pelatih cukup berani memercayainya mengisi starting line-up. Namun, tidak demikian untuk Suazo dan Arnautovic, yang dinilai belum cukup mumpuni untuk melakoni partai penting. Karena itulah diluar dugaan Mourinho memilih formasi “pohon cemara” saat melawan Genoa.

Pola ini cukup aneh karena Inter jarang menggunakannya. Tapi di tangan Mourinho pola itu mampu berjalan efektif. Kejelian Lo Speciale menempatkan dua trequartista, Wesley Sneijder dan Dejan Stankovic menjadi kunci keberhasilan meremukkan Genoa di Stadion Luigi Ferraris dengan lima gol tanpa balas.

“Kami membutuhkan pemain pintar seperti dia. Bergerak dengan cepat, dan tahu bagaimana berkolaborasi apik dengan rekan setimnya di saat yang tepat. Namun, secara keseluruhan permainan tim juga sangat padu,” puji Moratti melihat penampilan timnya, terutama Sneijder.

Pujian juga layak diberikan untuk Mourinho yang berani bereksperimen dengan formasi “pohon cemara”. Dia sadar dengan dengan hanya mengandalkan Balotelli sendiri di depan, lini tengah Inter harus lebih kuat dan kreatif. Tugas Balotelli hanya memancing beberapa defender lawan, hingga duo trequartista Inter berkesempatan menusuk ke dalam kotak penalti Genoa.

Namun, bukan berarti Balotelli tidak membahayakan gawang Genoa. Justru di sinilah letak kejelian Mourinho. Kecepatan serta kelincahan Balotelli menjadi salah satu yang diandalkan. Terbukti, satu umpan terobosan Sneijder kepada striker belia Gli Azzurrini itu membuahkan satu gol.

Di sektor vital lainnya, tiga gelandang Inter mampu menjadi jembatan yang menghubungkan antara lini belakang dengan dua otak serangan. Mereka pun mampu memutus serangan Genoa.
Melihat kesuksesan ini, Inter jelas makin percaya diri. Sebab, mereka tetap bisa meraih hasil maksimal dalam keadaan krisis pemain seperti pada pekan lalu.



Perubahan Formasi Melawan Genoa:

4-3-2-1
Cesar;
Maicon - Lucio - Samuel - Chivu;
Zanetti - Cambiasso - Muntari;
Stankovic - Sneijder;
Balotelli
Keterangan: Formasi ini diterapkan hingga menit ke-73 dan mampu menghasilkan lima gol.

4-3-3
Cesar;
Maicon - Lucio - Cordoba - Chivu;
Zanetti - Vieira - Muntari;
Stankovic - Mancini;
Balotelli
Keterangan: Formasi ini diterapkan sejak menit ke-73 saat Amantino Mancini masuk menggantikan Wesley Sneijder. Tak ada satupun gol tercipta dengan formasi ini.


Komentar Interisti:

Jose Mourinho pasti terus bereksperimen dengan skuad yang ada. Pasalnya, formasi darurat yang diterapkan justru sukses besar. Sementara, formasi standar belum terbukti ampuh. Untuk mengantisipasinya, Mourinho perlu membenahi skuadnya pada bursa transfer mendatang. Termasuk membeli pemain untuk berprestasi di Liga Champions”

Ari, Inter Club Indonesia

No comments:

Post a Comment

In Memoriam: Giacinto Facchetti

In Memoriam: Giacinto Facchetti