Tuesday, December 21, 2010

Bangkitnya Memori La Grande Inter


Satu hal yang terlintas di kepala Presiden Inter Milan, Massimo Moratti usai meraih kemenangan di final Piala Dunia Antarklub adalah prestasi sang ayah, Angelo Moratti. Maklum, saat ini yang tengah diburu Massimo adalah dua gelar di Piala Dunia Antarklub untuk bisa melampaui torehan rekor sang ayah.

Lebih dari 40 tahun lalu, Angelo mampu membawa La Grande Inter merebut dua trofi Piala Interkontinental, cikal bakal Piala Dunia Antarklub. Dan kini, generasi La Grande Inter jilid II tengah dilalui Massimo. Dengan koleksi satu trofi usai mengalahkan TP Mazembe, Massimo pun siap melampaui prestasi sang ayah.

"Kalian lihat sendiri hampir semuanya larut dalam kegembiraan. Terutama mereka yang memiliki ayah yang tergabung dalam momen juara saat itu. Memori dari anak yang membangkitkan kembali kenangan 1960-an," sebut Moratti terkait putra dari Armando Picchi dan Giacinto Facchetti.

"Kemenangan ini melengkapi perjalanan pada 2010, dan menjadi momen penting buat Inter. Sangat penting menghadapi akhir tahun dengan kegembiraan," sambung dia.

Mengenai tuntutan yang diajukan pelatih Rafael Benitez usai merebut gelar juara, Moratti enggan mengungkitnya. Namun dia senang Benitez mampu menjalankan tugasnya dengan baik di ajang ini.

"Benitez mengendalikan pertandingan dengan baik, dan kita bisa lihat sentuhan dia dari permainan tim. Namun untuk saat ini bukan waktu tepat untuk membicarakan bursa transfer, dan tak ada yang bisa diputuskan," pungkas dia. (Irawan)


Date publish @DuniaSoccer: 19 Desember 2010 | 05:36


Trofi Ke-15 Milik Zanetti Untuk Samuel


Sebagai kapten tim, wajar jika Javier Zanetti lebih memikirkan rekan-rekannya ketimbang larut dalam euforia sendiri. hal itu pula yang ditunjukkan kapten Inter Milan itu saat mengangkat trofi juara Piala Dunia Antarklub 2010.

Bagi Zanetti, trofi itu secara khusus dipersembahkannya untuk bek yang juga rekannya di timnas Argentina, Walter Samuel. Kebetulan, Samuel memang tak bermain di laga ini karena tengah terkapar untuk 6 bulan ke depan cedera.

"Kami persembahkan gelar ini untuk Samuel. Kami tak sabar menanti dia kembali ke skuad," sebut Zanetti. "Ini trofi ke-15 sepanjang karierku, dan aku sangat senang melalui tahun yang luar biasa. Tak ada tim Italia manapun yang mampu meraih prestasi seperti yang dicapai Inter tahun ini, dan semua fans pasti bangga dengan Inter."

Meski Inter meraih gelar juara Piala Dunia Antarklub di bawah kendali Pelatih Rafael Benitez, namun Zanetti tak lupa memberikan kredit khusus kepada dua eks allenatore, Roberto Mancini dan Jose Mourinho, yang sudah membangun pondasi tim.

"Perjalanan dimulai sejak enam tahun lalu bersama Roberto Mancini, dan kemenangan kami di Coppa Italia. Sekarang, semuanya berhasil kami raih, tim ini bisa bertarung melawan siapapun," pungkas pemain berjuluk Il Trattore itu. (Irawan)

Date publish @DuniaSoccer: 19 Desember 2010 | 06:08


Benitez Perpanjang Napas Di Inter


Gelar juara Piala Dunia Antarklub 2010 bukan cuma sangat berarti bagi Inter Milan. Secara khusus, trofi itu juga menjadi doping bagi Benitez untuk semakin optimistis mengenai masa depannya di Giuseppe Meazza.

Sebelum laga melawan TP Mazembe, Benitez memang sempat diisukan bakal didepak andai Inter gagal merebut trofi juara Piala Dunia Antarklub. Beruntung, dua dangan berhasil dilewati. Menang 3-0 atas Seongnam dan Mazembe demi meraih trofi kelima pada tahun ini.

"Saya sangat senang, dan mendedikasikan kemenangan untuk semua pihak yang bekerja keras bersama saya," sebut Benitez. "Tentu saja saya perlu bicara denga Presiden Massimo Moratti dan direktur Marco Branca. Sekarang saya butuh dukungan. Dan jika ada, kami bisa kembali kerja bersama-sama."

Mengenai dukungan yang dimaksud, Benitez akhirnya membeberkannya.

"Saya bicara kepada Moratti mengenai bursa transfer, dan dia mengerti maksud saya. Termasuk juga sebelumnya saya banyak mendengar banyak kritik halus, dan saya ingin hal itu menghilang. Jika Inter ingin saya sebagai pelatih, maka mereka harus membiarkan saya mengontrol semuanya di skuad. Mendukung dari awal hingga akhir dengan 100 persen. Meski tidak menang sekalipun," pungkas dia. (Irawan)

Date publish @DuniaSoccer: 19 Desember 2010 | 03:33

Eto'o Raih Golden Ball, Inter Paling Fair-Play


Keberhasilan mencetak salah satu gol kemenangan Inter Milan di partai puncak Piala Dunia Antarklub 2010 mengantarkan Samuel Eto'o meraih penghargaan adidas Golden Ball dan Toyota award .

Keberhasilan Eto'o ini sekaligus mengikuti jejak mantan rekan setimnya di Barcelona, Lionel Messi yang meraihnya pada tahun lalu. Beberapa pemain lain yang juga meraih penghargaan ini antara lain Kaka serta Wayne Rooney.

Untuk penghargaan Silver Ball , pilar TP Mazembe, Dioko Kaluyituka mampu meraihnya setelah berhasil membawa timnya sampai ke partai puncak sebelum dikalahkan Inter.

Sementara, gelar hiburan bagi Internacional pun bertambah. Setelah merrebut posisi tiga, bintang andalan mereka, Andres D'Alessandro juga meraih penghargaan Bronze Ball .

Satu gelar lain, yakni tim fair play akhirnya diberikan kepada sang juara, Inter. Gelar itu diberikan karena rekor Inter yang hanya meraih satu kartu kuning sepanjang 180 menit penampilannya di Piala Dunia Antarklub 2010 ini. (Irawan)


Date publish @DuniaSoccer: 19 Desember 2010 | 07:42

Inter Milan Kampiun Piala Dunia Antarklub


TP Mazembe gagal melanjutkan penampilan impresifnya di Piala Dunia Antarklub 2010. Klub asal Rep. Kongo tersebut harus menyerah dari juara Eropa, Inter Milan, Sabtu (18/12).

Padahal, Mazembe begitu diharapkan publik Afrika saat untuk pertama kalinya meruntuhkan dominasi Eropa versus Amerika Latin di final kejuaraan antar benua tersebut.

Mazembe terlihat gugup menjalani laga penting dalam sejarah klub tersebut berdiri. Hal tersebut terbukti pada awal laga final berlangsung.

Baru memasuki menit ke-13, Mazembe sudah harus ketinggalan dari La Beneamata. Umpan terobosan lambung dari Samuel Eto'o kepada Goran Pandev gagal dihalau pemain belakang Mazembe.

Dengan sedikit sentuhan tendangan mendatar, Pandev dapat dengan mudah menaklukkan kiper Muteba Kidiaba.

Belum hilang rasa terkejut atas gol pembuka Inter, Mazembe harus kembali menderita. Pada menit ke-17, giliran Pandev yang berperan besar atas terciptanya gol kedua Inter yang dicetak oleh Eto'o.

Berawal dari sayatan di sisi kanan, Javier Zanetti lantas mengirimkan umpan silang kepada Pandev. Pandev sempat gagal mengontrol bola tersebut, namun Eto'o dengan sigap langsung menghajar si kulit bundar masuk ke gawang Mazembe.Babak pertama pun usai untuk keunggulan La Beneamata 2-0.

Pada babak kedua, Mazembe mencoba bangkit. Beberapa kali, Mazembe mencoba menekan Inter lewat tusukkan yang dimotori oleh Dioko Kaluyituka.

Penampilan gemilang kiper Inter, Julio Cesar akhirnya mampu menjadi tembok terakhir yang sulit ditembus Kaluyituka dkk. Sehingga sempat membuat frustasi barisan penyerangan Mazembe.

Keasyikan menyerang, Mazembe kembali harus menelan pil pahit. Melalui umpan terobosan lambung dari Dejan Stankovic, kali ini Jonathan Biabiany mampu menambah keunggulan Inter pada menit ke-85.

Keunggulan 3-0 La Beneamata bertahan hingga peluit akhir dibunyikan. Inter pun berhasil menggondol gelar juara Piala Dunia Antarklub untuk pertama kalinya. Sebelumnya, Inter pernah menjadi juara sebanyak dua kali saat masih bernama Piala Interkontinental yakni pada 19964 dan 1965.

Gelar tersebut sekaligus melengkapi torehan gelar Inter menjadi lima gelar juara pada tahun ini, setelah scudetto, Coppa Italia, Liga Champions, dan Piala Super Italia. Satu-satunya gelar yang terlepas adalah Piala SUper Eropa karena harus takluk dari juara Europa League, Atletico Madrid. (Okky)


Date publish @Duniasoccer: 19 Desember 2010 | 02:04

Thursday, December 9, 2010

Benitez Tak Menyesal Kalah Besar



Kekalahan telak tiga gol tanpa balas dari Werder Bremen meninggalkan luka cukup dalam bagi para pendukung Inter Milan. Namun tidak bagi sang pelatih, Rafael Benitez. Bagi dia, kekalahan itu bukanlah hal yang patut dibesar-besarkan.

Benitez memang menganggap laga melawan Bremen tidaklah terlalu penting. Dia tak peduli apakah Inter bakal meraih kemenangan dan menjadi juara grup, ataupun harus menelan kekalahan. Bagi Benitez, partai sesungguhnya dalah ketika menghadapi FC Twente pada matchday 5 lalu.

"Laga terpenting adalah ketika bertemu Twente, dan kami memenanginya," kilah Benitez. "Peringkat pertama tak hanya tergantung dari kami dan Tottenham. Toh kami tetap unggul dari Twente. Laga ini tdiak mengharuskan kami untuk meraih kemenangan. Karena itu kami memutuskan memainkan banyak pemain muda."

Banyak yang meyakini posisi Benitez kini semakin tercancam pemecatan. Terlebih, beberapa hari lagi Inter akan melakoni laga di Piala Dunia Antarklub. Jika gagal berprestasi, Benitez bisa saja terdepak.

Namun sekali lagi pelatih asal Spanyol itu membantah rumor pemecatan. Dia yakin nasibnya di Inter tak cuma tergantung dari hasil di Piala Dunia Antarklub saja.

"Target kami adalah di Piala Dunia Antarklub, karena itu kami menurunkan banyak pemain mdua di laga ini. Kami siap bermain, dan semoga pemain yang cedera segera kembali. Saya sendiri tak yakin nasib saya tergantung dari hasil di Abu Dhabi," pungkas dia. (Irawan)


date publish @duniasoccer.com: 08 Desember 2010 | 04:46

Hapus Memori Demi Sebuah Trofi


Sebuah langkah tegas dilakukan pelatih Inter Milan, Rafael Benitez demi memenuhi tuntutan Presiden Massimo Moratti untuk menjuarai Piala Dunia Antarklub 2010. Salah satunya dengan melupakan kenangan buruk saat gagal bersama Liverpool.

Saat melaju ke final Piala Dunia Antarklub bersama Liverpool apda 2006 lalu, Benitez memang harus merasakan kegagalan saat dibungkam Sao Paolo dengan skor 0-1. Dan, demi memenuhi ambisinya pada tahun ini, segala kenangan buruk itu harus disingkirkan dari benak Benitez.

"Bagi kami semua, kejuaraan ini sangat penting. Dan bagi saya sebagai pelatih, inilah peluang untuk meraih gelar juara di turnamen yang luar biasa. Saya masih ingat kenangan buruk di masa lalu bersama Liverpool. Tapi saya harus melupakannya demi masa depan. Lebih penting untuk terus melaju dan memenangi laga tahun ini."

Atas alasan itu pula Benitez tak terlalu menganggap penting kekalahan telak dari Werder Bremen pada matchday 6 lalu. "Kami memang tak bermain baik, tapi kami sudah memastikan lolos. Kami memainkan banyak pemain muda agar tak memberi risiko besar. Dan yang terpenting tak ada yang cedera," pungkas dia. (Irawan)

date publish @duniasoccer.com: 09 Desember 2010 | 23:16

Wednesday, September 1, 2010

Debut Mandul Benitez di Serie-A


Pertandingan debut pelatih anyar Inter Milan, Rafael Benitez di Serie-A berakhir kurang mengesankan. Bertandang ke markas Bologna di Stadion Renato Dall'Ara, juara bertahan Serie-A itu dipaksa bermain imbang tanpa gol hingga laga usai,(30/8).

Hasil ini sekaligus meneruskan penampilan mengecewakan Inter setelah pada Jumat lalu mereka baru saja dibekuk Atletico Madrid di Piala Super Eropa dengan skor 0-2.

Tentunya hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi Banitez, demi mengejar ambisinya melepas bayang-bayang pendahulunya, Jose Mourinho. Namun, yang boleh membuat Banitez sedikit lega karena Mourinho juga melakoni debutnya bersama Inter dengan hasil imbang.

Inter yang memainkan trisula Samuel Eto'o, Diego Milto, dan Goran Pandev, di lini depan, langsung menekan sejak peluit awal berbunyi. Permainan kombinasi satu-dua sentuhan diperagakan lini tengah Inter yang kali ini memainkan McDonald Mariga sejak awal.

Bologna sendiri terkesan memilih bermain aman dengan menumpuk pemain di lini tengah, serta cuma menempatkan striker gaek, Marco Di vaio sendirian di lini depan.

Taktik skuad yang baru saja ditinggal pelatihnya, Franco Colomba itu ternyata cukup efektif dalam meredam agresivitas I Nerazzurri. Bahkan, Bologna beberapa kali mampu memaksa lini belakang Inter bekerja keras menahan serangan balik cepat yang dimotori Henry Gimenez cs.

Mengandalkan kreativitas Wesley Sneijder, Inter terus berupaya mencari celah menembus lini pertahanan Bologna. Namun tembok I Rosoblu yang dikomandoi Daniel Prtanova masih sulit ditembus.

Apalagi sepanjang babak pertama kiper Bologna, Emiliano Viviano juga tampil cukup apik dalam mengawal gawangnya.
Peluang terbaik Inter di babak pertama sempat diraih Mariga pada menit ke-34. Namun sepakkan eks pemain Parma itu dari dalam kotak penalti masih belum membuahkan hasil.

Di pengujung babak pertama, Sneijder memperoleh kesempatan melalui bola mati yang menjadi spesialisasinya. Namun tendangan bebas kaki kanannya masih melambung tipis di atas mistar gawang Viviano. Hingga turun minum, skor masih bertahan tanpa gol.

Memasuki babak kedua, Inter langsung menggebrak melalui percobaan tendangan Milito. Sayang tendangan striker asal Argentina itu masih tepat mengarah ke pelukkan Viviano.

Inter terus menekan. Pelatih Rafael Benitez menginstruksikan anak asuhnya semakin meningkatkan intensitas tekanan. Philippe Coutinho-pun dimasukkan guna menggantikan Pandev, demi menambah kreativitas serangan.

Akan tetapi, taktik itu ternyata masih belum berjalan efektif guna membongkar tembok kokoh yang dibangun Bologna. Justru Inter mulai terpancing emosinya dnegan bermain sedikit keras. Alhasil, dua kartu kuning sudah melayang kepada Sneijder dan Mariga.

Upaya terakhir dilakukan Benitez dengan memasukkan striker muda yang baru ditarik kembali dari Parma, Jonathan Biabiany, untuk menggantikan Milito, yang tampil kurang maksimal di laga ini.

Namun tetap saja lini belakang Bologna terlalu tangguh untuk ditembus. Viviano-pun tampil apik demi mementahkan beberapa percobaan pemain Inter melalui tendangan-tendangan jarak jauhnya.

Hingga laga usai, Viviano beserta barisan pertahanan Bologna masih mampu mempertahankan ketangguhannya demi menjaga gawangnya tetap aman. Skor tanpa gol-pun bertahan hingga peluit akhir dibunyikan. (Irawan)

date publish: 31 Agustus 2010 | 03:48


Benitez Keluhkan Stamina, Puji Kiper Lawan


Meski gagal memenangkan laga perdana, Pelatih Inter Milan, Rafael Benitez, tetap puas dengan penampilan timnya. Dia juga tak lupt mmeuji penampilan cemerlang kiper Bologna, Emiliano Viviano.

Melanjutkan hasil negatif di Piala Super Eropa, Inter kembali gagal mencetak gol di kandang Bologna, Renato Dall'Ara. Hasil ini memang tidak jauh berbeda dengan laga debut pendahulunya, Jose Mournho yang juga imbang, namun Benitez merasa timnya sudah tampil cukup maksimal.

Hari ini, terutama di babak kedua kami bermain lebih baik ketimbang hari-hari sebelumnya," puji Benitez. "Diego Milito, Smauel Eto'o, dan Wesley Sneijder, tampil baik. Di babak kedua kami mengerahkan segala upaya tapi tetap gagal. Terlihat jelas kalau stamina kami mulai terkuras. Tapi saya senang dengan reaksi para pemain di babak kedua."

Selain memuji penampilan timnya, Benitez juga mengakui penampilan cemerlang Viviano di laga itu yang berhasil mementahkan beberapa pelaung emas Inter. "Kiper mereka juga tampil sangat baik," puji Benitez lagi.

Mengenai keputusan menarik keluar Milito di babak kedua, dan digantikan oleh striker belia Jonathan Biabiany, Benitez berdalih faktor stamina menjadi alasan utamanya. Menurut dia, Milito terlihat sudah kelelahan sehingga sulit tampil maksimal di sisa laga.

Lalu, keputusannya memainkan McDonald Mariga sebagai tandem Esteban Cambiasso, juga diakui karena stamina Dejan Stabkovic yang masih belum pulih usai berlaga melawan Atletico. "Dejan sudah bekerja keras di Monaco. Karena itu kami membutuhkan tenaga yang segar di lini tengah," pungkas dia. (Irawan)

date publish: 31 Agustus 2010 | 04:41

Atletico Gagalkan Ambisi Inter Raih 6 Gelar



Ambisi Inter Milan menyapu bersih gelar juara di tahun 2010 ini terpaksa kandas. Satu gelar dipastikan melayang setelah mereka dikalahkan Atletico Madrid dengan skor 0-2 di ajang Piala Super Eropa, di Stadion Louis II, (27/8).

Ironisnya, Inter baru saja menyabet semua gelar individu yang tersedia di anugerah UEFA Club Football of The Year . Kini merka tinggal berharap merebut lima trofi juara tahun ini setelah hanya menyisakan Piala Dunia Antarklub di akhir 2010 nanti.

Menghadapi juara bertahan Liga Champions, Atletico memang mampu tampil lebih dominan dibabak pertama. Sejak peluit awal berbunyi, Sergio Aguero cs langsung tampil agresif dengan menekan pertahanan Inter.

Inter sendiri lebih memilih bermain sedikit bertahan mengingat gencarnya serangan bertubi-tubi yang dilancarkan lawannya. Beruntung pertahanan mereka yang digalang Walter Samuel dan Lucio masih cukup tangguh untuk ditembus duet Aguero dan Diego Forlan.

Inter sebenarnya sempat membuka kesemoatan di tiga menit pertama melalui Wesley Sneijder dan Diego Milito. Namun dua peluang itu masih belum terlalu merepotkan kiper Atletico, David De Gea.

Meski bermain bertahan, Inter memang beberapa kali memperoleh peluang matang. Termasuk saat tandukkan Samuel menyambut sepak pojok Sneijder yang masih tipis melebar dari gawang De Gea pada menit ke-28.

Tiga menit sebelum turun minum, Atletico memberi ancaman melalui Aguero. Sayang akselerasinya melewati pertahanan ketat Inter tidak diakhiri dengan penyelesaian apik karena sepakkannya belum menemui sasaran.

Setelah babak pertama berakhir dengan skor kacamata, Ateltico memulai paruh kedua dengan tetap menerapkan permainan agresif. Taktik ball-possessions apik yang diperagakan skuad asuhan Quique Sanchez Flores ini mampu membuat lini tengah Inter terlihat kurang leluasa membangun serangan.

Pada menit ke-59, Julio Cesar dipaksa melakukan penyelamatan gemilang saat mengadang permainan satu-dua Forlan dan Jose Antonio Reyes. Sepakkan Reyes yang tepat di muka gawang masih dengan sigap ditepis kiper asal Brasil itu.

Penyesalan Reyes akhirnya terbayar tiga menit kemudian. Upayanya menerobos kotak penalti sempat membuat barisan belakang Inter kerepotan. Bola lepas yang secara kebetulan kembali ke kakinya mampu dilesakkan ke gawang Cesar melalui sepakkan kaki kiri mendatar. Skor 1-0 untuk juara Europa League.

Gol itu membuat kubu Inter terlihat mulai panik. Mereka coba terus menekan namun tak berhasil menembus pertahanan Atleitico. Upaya memasukkan Goran Pandev dan Coutinho menggantikan Dejan Stankovic serta Sneijder juga tak membuahkan hasil.

Malahan, keteledoran barisan belakang Inter yang terlambat kembali ke daerahnya mampu dimanfaatkan oleh Atletico melalu serangan balik cepat. Umpan tarik Simao dari sisi kiri mengarah kepada Aguero yang berdiri bebas di muka gawang. Tanpa kesulitan striker timnas Argentina itu tinggal mencocor bola ke gawang Cesar.

Semenit sebelum laga usai, Inter sebenarnya memiliki kesempatan memperkecil ketinggalan saat tindakan Raul Garcia menjatuhkan Pandev di dalam kotak terlarang membuat wasit menghadiahi kartu kuning serta penalti. Sayang striker yang baru dinobatkan sebagai UEFA Club Footballer of The Year , Diego Milito gagal memanfaatkannya. Eksekusi Milito mampu ditepis oleh De Gea keluar lapangan.

Kegagalan itu harus dibayar mahal. Pasalnya disisa pertandingan, Inter tak mampu lagi mencetak gol. Gelar Piala Super Eropa akhirnya jatuh ke tangan Atletico, dan Inter gagal mewujudkan ambisi mengikuti langkah Barcelona meraih enam gelar dalam setahun. (Irawan)

date publish: 28 Agustus 2010 | 03:39


Inter Akui Kekalahan



Meski menyesali kekalahan atas Atletico Madrid di ajang Piala Super Eropa, pelatih Inter Milan, Rafael Benitez tetap mengakui ketangguhan lawannya itu. Dia-pun dengan besar hati mampu menerima kegagalan ini.

Benitez menilai timnya sebenarnya mampu mengawali laga dengan baik. Namun setelah itu skuad Inter kehilangan kontrol hingga Atletico mampu memanfaatkan kecepatan mereka untuk menekan.

"Kami memulai laga dengan baik. Kami menciptakan dua sampai tiga kesempatan, tapi setelahnya kehilangan penguasaan di lini tengah," aku Benitez. "Pada akhirnya kami bermain terlalu terbuka, hingga Atletico mampu menerpkan permainan serangan balik dengan apik."

"Fisik Atletico sangat segar menyambut laga ini. Bermain dengan mengandalkan kecepatan, para pemain mereka mamu menciptakan banyak peluang berbahaya. Kami harus segra berbenah," pungkas dia.

Kapten Inter, Javier Zanetti pun mampu menerima dengan besar hati kekalahan ini. Menurut dia, cepat atau lambat timnya memang harus merasakan kegagalan.

"Aku rasa Atletico memang bermain lebih baik di laga ini. Kami juga bermain baik, tapi kami kalah. Kami harus menatap ke depan dengan kepala tegak, dan siap menyambut musim baru," bilang Zanetti. (Irawan)

date publish: 28 Agustus 2010 | 05:15


Persembahan Atletico Untuk Orang Tercinta



Menyambut kemenangan di Piala Super Eropa atas Inter Milan, Pelatih Atletico Madrid, Quique Sanchez Flores, mengaku sangat gembira. Dia juga mendedikasikan kemenangan untuk anaknya.

"Kami semua senang dengan keberhasilan menguasai Piala Super Eropa," sebut Flores. "Kami gembira mengakhiri laga dengan hasil ini. Dan saya mempersembahkan kemenangan ini untuk anak saya."

Antusiasme juga dialami oleh dua protagonista utama Los Rojiblancos malam itu, Sergio Aguero serta Jose Antonio Reyes.

"Aku merasa bahagia meraih gelar lainnya. Kami bukan unggulan, jadi kami menghadapi laga dengan serius. Kami punya tim hebat dan layak meraih hasil ini," bilang Aguero.

"Aku senang mencetak gol pembuka. Tapi yang terpenting bukan golnya, melainkan kemenangan ini. Kami datang dengan tim pemenang, dan meraih kemenangan lain hari ini," sambung Reyes.

Jika Flores mempersembahkan kemenangan untuk anaknya, Reyes pun berlaku sama. Dia mendedikasikan Piala Super Eropa untuk anak serta kakeknya yang telah meninggal. "Aku persembahkan piala ini untuk anak serta kakekku. Semoga mereka tenang di sana," pungkas dia. (Irawan)

date publish: 28 Agustus 2010 | 06:27

Thursday, August 26, 2010

Milan dan Juve Tanpa Kemajuan

Meski baru saja meraih gelar Trofeo TIM, gelandang Inter Milan, Esteban Cambiasso, sama sekali tak merasa bangga. Menurutnya dua lawan Inter, yakni AC Milan dan Juventus, sama sekali tidak mengalami kemajuan.

Inter berhasil merebut Trofeo TIM setelah menang atas Juve dan Milan di dua laga yang berlangsung masing-masing selama 45 menit. Cambiasso sendiri membantu I Nerazzurri saat menang 3-2 dalam adu penalti melawan I Rossoneri.

Tapi secara jujur Cambiasso menganggap kemenangan itu sama sekali tak memberi pengaruh apa-apa terhadap kepercayaandiri tim. Pasalnya dia melihat dua lawannya itu sama sekali tidak mengalami kemajuan kualitas bermain ketimbang musim lalu.

"Apakah Milan dan Juventus sudah berkembang dibanding musim lalu? Aku rasa tidak," bilang gelandang asal Argentina itu.

Hal senada juga diucapkan bek asal Rumania, Cristian Chivu. "Malam ini kami memenangi partai derby dengan banyak anak muda di tim kami," ujar dia sambil tersenyum.

Beda halnya dengan pendapat Wesley Sneijder. Menurut dia Inter masih tetap harus mengkhawatirkan sepak terjang Milan di musim ini.

"Milan masih tim yang menakutkan. Kami percaya dengan kekuatan kami, tapi tidak boleh meremehkan tim manapun," sebut dia.

Inter, Milan, dan Juve masih memiliki tiga pekan lagi sebelum menyambut musim baru Serie-A. Partai perdana akan digelar pada 28 Agustus mendatang. (Irawan)

date publish: 14 Agustus 2010 | 22:13

Benitez Lebih Nyaman Dengan Moratti

Sejak kedatangannya di Giuseppe Meazza, Pelatih Rafael Benitez melihat ada sebuah perbedaan mencolok dibanding ketika dia masih bersama Liverpool. Hal yang dimaksud adalah rasa nyamannya dengan presiden Inter, massimo Moratti.

Benitez menilai Moratti menjadi salah satu pembeda antara Inter dengan Liverpool. Bukan karena figurnya, melainkan karakter dan hasratnya dengan sepak bola.

Di Liverpool, Benitez tidak pernah mendapat perlakuan seperti yang dilakukan Moratti terhadapnya. Bersama Inter, dia sangat dimanja dengan motivasi besar Moratti untuk membangun klubnya.

"Presiden di sini adalah orang yang sangat baik dan memiliki rasa cinta tinggi kepada klubnya. Dia mengerti pertandingan. Jelas sangat berbeda dengan apa yang saya alami tahun lalu di Liverpool," jelas Benitez.

Dengan perlakuan yang didapatnya dari Moratti, Benitez kini optimistis Inter bisa mengejar ambisi meraih banyak gelar. Selain ingin mengulang treble winner , Inter juga berpeluang menyabet Piala Super Italia, Piala Super Eropa, serta Piala Dunia Antarklub.

"Inilah tantangan sesungguhnya. Sudah memenangi tiga gelar, sekarang kami memiliki kesempatan memenangi enam. Kami akan berusaha semaksimal mungkin di setiap kompetisi yang kami ikuti. Selanjutnya kita lihat bagaimana hasilnya," pungkas pelatih asal Spanyol itu. (Irawan)

date publish: 05 Agustus 2010 | 13:59

Eto'o Tak Mau Berkorban Lagi

Striker Inter Milan, Samuel Eto'o agaknya ingin segera melupakan musim pertamanya di Giuseppe Meazza. Meski mampu meraih tiga gelar juara, namun banyak yang mempertanyakan produktivitas Eto'o yang semakin menurun.

Di bawah asuhan Pelatih Jose Mourinho, Eto'o memang dipaksa berkorban banyak untuk tim. Produktivitasnya menurun karena posisi striker asal Kamerun itu lebih melebar. Mourinho memainkan Eto'o sebagai striker sayap mendampingi Diego Milito.

Tak heran jumlah golnya pun hanya 15 dari 47 laga. Jauh dari harapan semula sebanyak 25 gol. Pasalnya dia menjadi lebih sering bertindak sebagai pelayan ketimbang pencetak gol.

"Saya tidak tahu berapa gol yang dicetaknya musim lalu. Jika tidak mencapai 25, maka saya tidak tertarik dengan statistiknya. Bahkan saya tak ingin memikirkannya juga. Musim lalu Eto'o tampil baik, tapi tidak sesuai posisinya, dia berkorban demi Mourinho. Sekarang, dia akan berkorban demi tim dan Rafael Benitez," beber salah seorang sumber di Inter.

Di era Benitez, kemungkinan Eto'o bermain di posisi seperti musim lalu masih sangat mungkin. Pasalnya benitez dikenal sebagai arsitek yang cenderung memainkan satu striker utama saja.

Namun Eto'o agaknya mulai tak kerasan dengan tugasnya itu. Dia berharap Benitez mamu mempertimbangkan keinginannya untuk jadi target-man . Saat menghadapi Manchester City, Benitez mulai menjawab keinginan Eto'o dengan memasukkannya ke lapangan di posisi yang diinginkannya. (Irawan)

date publish: 02 Agustus 2010 | 16:42

Adu Mulut Mourinho dan Benitez

Jose Mourinho:

Banyak yang menganggap beban berat akan diembang Rafael Benitez demi memertahankan prestasi Inter Milan di musim ini. Namun, bagi Jose Mourinho, tugas Benitez justru jauh lebih mudah ketimbang dirinya.

Alasan mantan pelatih Inter itu cukup masuk akal. Jika di Real Madrid Mourinho harus membangun kembali tim dari keterpurukkan musim lalu, sedangkan Benitez tidak demikian. Benitez memiliki segalanya untuk memertahankan tradisi juara Inter.

"Pelatih yang datang ke klub baru biasanya harus membangun ulang tim itu. tapi Benitez tidak," sebut Mourinho. "Dia sudah mendapatkan tim yang siap. Dia tak perlu bekerja keras untuk membangunnya. Inter di era Benitez sekarang tidak lebih susah dibanding apa yangs aya hadapi. Dalam sebulan, dia memiliki kesempatan memenangi Piala Super Italia, PialaSuper Eropa, dan berikutnya Piala Dunia Antarklub."

Ucapan Mourinho memang terlihat jelas di skuad Inter musim ini. Sepanjang musim panas, Benitez belum mendatangkan satu pemain baru-pun. Mereka justru baru melepas bintang muda, Mario Balotelli, ke Manchester City.

Gelandang anyar, Philippe Coutinho memang baru bermain di musim ini. Namun dia bukan rekrutan Benitez, karena kesepakatan sudah terjalin sejak dua tahun silam. (Irawan)

date publish: 24 Agustus 2010 | 19:19


Rafael Benitez:

Perang kata-kata mulai dilakukan Rafael Benitez dan Jose Mourinho. Tak suka dengan komentar Mourinho yang sedikit meremehkan dirinya, Benitez-pun balas menyindir pelatih asal Real Madrid itu.

Sebelumnya Mourinho berkata tugas Benitez di Inter Milan jauh lebih mudah dibanding dirinya di Madrid. Pasalnya Mou menilai skuad Inter saat ini sudah terbentuk sejak dirinya masih menjadi pelatih tahun lalu. Sementara di Madrid, Mou harus mengubah total wajah klub yang tanpa prestasi selama beberapa tahun terakhir.

Menanggapi komentar bernada kurang mengenakkan itu, Benitez tak tinggal diam. Dia balas menyebut kalau prestasi Mourinho bersama Inter bukan semata-mata karena perannya.

"Saya katakan lagi, kami yang menang, kami semua," sebut Benitez "Pelatih tidak memenangi gelar sendiri. Dia melakukannya bersama-sama dengan pemain, klub, dan fans. Dan kami menang bersama-sama."

"Saya sendiri terkejut Mourinho bicara banyak dengan media. Setahu saya dia tidak biasa banyak bicara. Bukankah begitu?" imbuh Benitez sambil tersenyum.

Perseteruan Mourinho dan Benitez memang bukan hal yang baru. Saat keduanya masih bersama-sama di Premier League, beberapa kali mereka terlibat adu mulut satu sama lainnya. Dan kini, Benitez datang ke Inter dengan berada di bawah bayang-bayang kesuksesan Mourinho musim lalu.

"Sudah jelas, tim ini sudah punya dasar yang kuat, bahkan sejak dia pertama kali datang ke Inter. Hal ini selalu jadi pembahasan yang mendasar. Yang selalu kami bicarakan selalu mengenai kemenangan, dan hal itu milik klub serta pemain. Jika tim ini sudah sebegitu sempurna, lalu kenapa dia tidak menetap, dan kenapa dia memutuskan pindah ke klub lain? Itulah keputusannya," imbuh Benitez.

Benitez sendiri berusaha agar ucapan-ucapan Mourinho tidak mempengaruhi persiapan timnya menyambut musim baru.

"Saya bahagia berada di sini. Tim ini bagus, kuat, dan suporternya sangat fanatik. Mourinho berhak bicara sebagai orang luar. Tapi, lebih baik kami berkonsentrasi dengan pekerjaan yang harus kami lakukan. Saya tak ingin membanding-bandingkan. Dan saya juga tak ingin orang lain melakukannya. Saya kesini cuma untuk menang," tambah dia lagi.

Berbeda dengan Mourinho yang cuma bertahan dua musim di Inter, Benitez berharap bisa lama menjabat sebagai pelatih di Giuseppe Meazza.

"Saya berharap bisa lama di sini, dan bersama warna kebanggaan ini. Jika mampu mencapainya, maka itu torehan yang luar biasa. Jika saya bertahan di sini seperti halnya Sir Alex Ferguson bersama Manchester United, maka saat itu umur saya 75 tahun. Dan saya harus datang ke tempat latihan dengan tongkat sebagai alat bantu berjalan," pungkas dia. (Irawan)

date publish: 26 Agustus 2010 | 12:11

Wednesday, August 25, 2010

Benitez Ingin Lampaui Mourinho

Jose Mourinho sudah masuk ke dalam buku sejarah Inter Milan berkat torehan prestasi emasnya musim lalu. Kini, pelatih baru Inter, Rafael Benitez mengusung ambisi melampaui pencapaian pendahulunya itu.

Benitez mengawali eranya di Inter dengan merengkuh Piala Super Italia dengan mengalahkan AS Roma. Gelar itu dianggap Benitez cuma sebagai hidangan pembuka. Dia siap meraih semua trofi yang tersedia di musim ini.

"Ini trofi pertama di musim ini. Pelatih tidak memenanginya, melainkan klub dan pemain yang tampil di lapangan, termasuk fans yang mendukungnya. (Roberto) Mancini menang di sini, pun dengan Mourinho. Sekarang tergantung saya, dan saya berharap bisa memenangi lebih banyak gelar ketimbang mereka. Pasalnya masih ada enam trofi yang tersedia di musim ini."

Benitez juga menilai kemenangan 3-1 atas Roma sebagai hal yang luar biasa. Apalagi dia masih belum yakin dengan kondisi fisik pemainnya usai kembali dari ajang Piala Dunia.

"Menang dengan mencetak tiga gol itu sangat penting. Hingga saat ini kami bekerja keras karena banyak pemain yang tiba terlambat usai Piala Dunia. Tapi kemenangan ini meningkatkan moral kami," pungkas dia.

Benitez sendiri berharap di musim ini dia bisa menghapus bayang-bayang kesuksesan dua pendahulunya. Dia ingin memulai era baru Inter dengan kemenangan demi kemenangan. (Irawan)

Tuesday, August 24, 2010

Inter Ingin Rengkuh Semua Trofi

Usai memenangi gelar pertamanya di musim ini, Inter Milan kini berambisi merengkuh semua gelar yang bakal dihadapinya. Optimisme itu dilontarkan langsung oleh pahlawan Inter saat membungkam AS Roma di Piala Super Italia, (21/8) kemarin, Samuel Eto'o.

"Aku senang, tapi yang terpenting kami mengalami kemajuan ketika tampil menyerang," sebut Eto'o menyambut kemenangan atas Roma di Giuseppe Meazza.

Sejak awal 2010, Piala Super Italia menjadi gelar keempat Inter setelah Serie-A, Coppa Italia, dan Liga Champions. Dan hingga akhir tahun, masih ada beberapa gelar yang siap diperebutkan I Nerazzurri.

Dan yang terdekat adalah Piala Super Eropa, yang akan memeprtemukan Inter sebagai pemegang mahkota Liga Champions, dengan Atletico Madrid sebagai jawara Eruopa League.

Usai menghadapi Roma, Inter punya waktu dua hari untuk beristirahat sebelum menggeber sesi latihan demi persiapan tim menghadapi Los Rojiblancos, di Montecarlo, Jumat (27/8).

Lalu, pada Desember mendatang I Nerazzurri juga akan tampil di ajang Piala Dunia Antarklub, guna menghadapi klub-klub juara di setiap benua.

"Kami ingin memenangi Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub juga," tegas Eto'o. (Irawan)

date publish: 23 Agustus 2010 | 12:30

Monday, August 23, 2010

Piala Super Italia Jadi Gelar Perdana Benitez

Pelatih Rafael benitez berhasil merebut gelar perdananya bersama Inter Milan dengan menggondol Piala Super Italia. Dua gol Samuel Eto'o membawa jawara Serie-A itu menekuk AS Roma dengan skor 3-1, di Stadion Giuseppe Meazza, (21/8).

Padahal, Inter mengawali laga dengan kurang mengesankan setelah harus tertinggal terlebih dulu pada menit ke-21. Umpan matang kapten Roma, Francesco Totti mampu diselesaikan oleh bek kiri John Arne Riise demi menaklukkan kiper Julio Cesar.

Akan tetapi, Inter akhirnya mampu memaksa skor kembali berimbang dengan memanfaatkan blunder yang dilakukan Mirko Vucinic saat babak pertama tersisa empat menit lagi. Blunder itu mampu dimanfaatkan Goran Pandev dengan penyelesaian apik demi menutup paruh pertama dengan skor 1-1.

Memasuki babak kedua, baik Inter maupun Roma tetap memeragakan permainan atraktif. Kedua tim saling silih berganti melancarkan serangan ke daerah pertahanan masing-masing.

Inter sempat berbalik unggul saat Diego Milito mampu menyelesaikan umpan Eto'o dengan sontekkan ke gawang yang kosong. namun hakim garis lebih dulu mengangkat bendera tanda off-side.

Inter akhirnya berhasil memimpin pada menit ke-70 saat Eto'o dengan sempurna mampu meneruskan umpan Diego Milito. Gol itu membuat suasana pertandingan semakin memanas.

Bahkan, pertandingan sempat terhenti beberapa menit karena ada fans Roma yang melempar kembang api dan benda-benda lainnya ke dalam lapangan. Totti-pun sampai harus bekerja keras demi menenangkan para fans tersebut.

Sembilan menit sebelum akhir laga, Inter akhirnya memantapkan kemenangan menjadi 3-1 berkat gol kedua Eto'o. Lagi-lagi gol tercipta karena kesalahan pemain I Lupi. Kali ini giliran Rodrigo Taddei yang bola penguasaannya mampu direbut Eto'o sebelum melakukan kerja sma satu-dua dengan Wesley Sneijder dan menjebol gawang Bogdan Lobont (Irawan)

date publish: 22 Agustus 2010 | 04:0


Benitez Puji Karakter Inter


Manajer Inter Milan, Rafael Benitez akhirnya mengangkat trofi pertamanya di musim ini. Dia pun tak sungkan memuji karakter juara yang sudah terbentuk di dalam tim asuhannya.

Meski sempat tertinggal lebih dulu, Inter akhirnya mampu membalikkan keadaan hingga menang dengan skor akhir 3-1. Samuel Eto'o menjadi pahlawan dengan sumbangan dua golnya ke gawang I Lupi.

"Saya sangat senang dengan torehan tim kali ini. Khususnya karakter kami saat mamapu membalikkan keadaan," puji Benitez. "Ini trofi untuk pemain, fans, dan klub karena sudah melakukan yang terbaik. Saya pribadi sangat menyuaki bagaimana tim ini bekerja keras hingga akhir laga, meski kami belum terlalu tajam saat ini."

Setelah memenangi gelar Piala Super Italia, kini Inter mengincar gelar kelima pada tahun ini, yakni trofi Piala Super Sianyol. Di laga itu, I Nerazzurri harus berjumpa dengan jawara Europa League, Atletico Madrid.

Benitez pun mengaku masih harus membenahi permainan timnya yang dinilai masih belum maksimal."Kami akan berlatih demi memperbaiki ketajaman lini depan kami," pungkas dia. (Irawan)

date publish: 22 Agustus 2010 | 04:53


Roma Hadiahi Inter Kemenangan


Pelatih AS Roma, Claudio Ranieri mengaku sangat kecewa dengan kekalahan timnya dari Inter Milan di Piala Super Italia. Apalagi, kekalahan itu lebih disebabkan kesalahan mendasar timnya yang membuat Inter mampu mencetak gol.

Saat unggul 1-0 melalui gol John-Arne Riise, Roma memang terpaksa membuat blunder yang berakibat gol penyeimbang Inter melalui Goran Pandev. Dan hal itulah yang membuat Ranieri kesal.

"Ketika kami unggul1-0, kami hadiahi mereka gol penyeimbang di ujung babak pertama," keluh Ranieri. "Saya tidak melihat skor 3-1 merupakan hasil yang akurat. Inter merupakan lawan yang berat sejak musim lalu. Kini mereka semakin membaik dan solid." (Irawan)

date publish: 22 Agustus 2010 | 06:32

Friday, August 20, 2010

Sneijder Tak Lagi Menduda


Gelandang Inter Milan dan timnas Belanda, Wesley Sneijder mengakhiri masa kesendiriannya dengan menikahi seorang presenter televisi, Yolanthe Cabau di Siena hari Sabtu (17/7).

Pesta pernikahan Sneijder digelar Sabtu Sore di Gereja San Giusto e Clemente in Castelnuovo Berardenga, sekitar sembilan mil dari pusat Kota Siena. Sneijder memilih menikah di Siena karena menilai kota itu sangat berkesan baginya.

"Aku sangat senang dapat memilih tempat ini. Siena tempat keberuntungan bagiku karena saya memenangkan Scudetto di sini," ujar Sneijder.

Pernikahan Sneijder juga dihadiri mantan pelatihnya yang kini menukangi Real Madrid, Jose Mourinho, Ivan Cordoba, Cristian Chivu dan beberapa pemain Inter lainnya. Tiga bintang tim nasional Belanda, Robin van Persie, Dirk Kuyt dan Arjen Robben juga datang kepernikahan itu.

Pernikahan ini menjadi yang kedua bagi Sneijder. Sebelumnya dia sempat menikah dengan Ramona dan dikaruniai anak laki-laki bernama Jessey. (Irawan)



In Memoriam: Giacinto Facchetti

In Memoriam: Giacinto Facchetti