Thursday, August 9, 2012

Separuh Nyawa Zanetti Milik Inter


Zanetti, bak memiliki mesin di dalam tubuhnya.

Pada 10 Agustus 2012, Javier Zanetti genap merayakan hari jadinya yang ke-39. Usia yang tentunya tak muda lagi bagi seorang pesepak bola profesional, khususnya di level dunia. Namun, Zanetti membuktikan dirinya masih mampu bertahan di tengah persaingan ketat sepak bola profesional, tanpa kendala apapun.


Bicara soal Zanetti, tak akan lepas dari sederet rekor dan prestasi yang pernah ditorehkan bersama Inter. Sebagai pengoleksi caps terbanyak, pria asal Argentina itu memang sudah menjadi ikon sekaligus legenda hidup La Beneamata.



Musim lalu menjadi tonggak bersejarah bagi karier Zanetti. Pria yang kerap menjadi panutan baik di dalam maupun luar lapangan ini berhasil melampaui koleksi caps terbanyak di Inter milik Giuseppe Bergomi, sekaligus mengakhiri perjalanan karier di Timnas Argentina dengan torehan 145 penampilan.


Musim 2012-13, Zanetti akan genap melalui 18 tahun berseragam I Nerazzurri. Selain itu, dia juga sudah mengemban jabatan kapten La Beneamata selama 12 tahun, setelah menerima estafet tanggung jawab dari Bergomi. Dengan demikian, hampir separuh usia Zanetti dihabiskan bersama Inter, sejak dia bergabung pada usia 21 tahun.


"Segala rekor sangat istimewa, tapi aku punya dua pencapaian yang paling favorit," tutur Zanetti kepada Champions Magazine. "Pertama adalah rekor penampilan bersama Argentina, terlebih di negaraku sangat sulit menembus timnas saking banyaknya pemain bagus. Kedua, adalah menjadi kapten Inter selama 12 tahun sekaligus mengoleksi rekor penampilan terbanyak. Itu sangat indah, tertama bagi seorang pemain asing."


Zanetti juga dikenal sebagai pemain dengan daya tahan stamina yang sangat prima. Hampir sepanjang kariernya, dia sangat jarang dibekap cedera berkepanjangan. Berbeda halnya dengan beberapa pemain lain seusianya. Dan soal kualitas stamina itu, ayah tiga anak ini pun membeberkan rahasianya.


“Sebagai permulaan, aku selalu tidur cukup. Pemulihan setelah bekerja keras merupakan kunci bagi para atlet untuk menjaga kondisi tubuhnya. Aku selalu mengikuti sesi latihan secara penuh dan berusaha mencapai kondisi puncak. Hal ini aku lakukan merujuk pada ayahku yang berprofesi sebagai tukang batu yang membangun segala sesuatunya setahap demi setahap,” beber dia.


"Aku memerhatikan fisik dengan serius. Selain itu, keharmonisan rumah tangga bersama keluarga juga membantuku fokus memikirkan sepak bola. Rahasiaku adalah berlatih dengan porsi lebih, dengan intensitas sama seperti pada pertandingan sesungguhnya," sambungnya.


“Rahasia lainnya adalah, aku belum pernah mengalami flu atau pun masalah pada otot. Dan atas fakta itulah aku bisa seberuntung ini,” tandas priayang mengaku menyempatkan diri berlatih beberapa jam sebelum pernikahannya dengan Paula ini.


Sejak datang dari Banfield pada 1995 silam, Zanetti sudah mengoleksi lima gelar Scudetti, satu trofi Liga Champions dan Piala Dunia Antarklub, serta sederet gelar lainnya. Dan, meski usianya sudah terbilang senja, pemain serbabisa itu masih belum memikirkan kapan akan pensiun.


Zanetti juga dikenal sebagai figur ayah yang baik bagi anak-anaknya.

Satu fakta menarik lain soal Zanetti adalah gaya rambutnya yang tak pernah berubah sejak pertama kali datang ke Giuseppe Meazza. Ya, Zanetti memang dikenal sebagai pesepak bola yang cukup memerhatikan penampilan. Bahkan, dia mengaku punya kekhawatiran terbesar dalam hidup adalah jika rambutnya rontok dan kemudian menjadi botak.


Rambut memang mahkota semua orang. Dan, Zanetti mengaku begitu menjaga rambutnya. Sampai-sampai, istrinya, Paula pun tak diizinkan memegangnya. "Hanya dua orang di dunia ini yang kuizinkan memegang rambutku. Putriku Sol, dan putraku Ignacio (sekarang bertambah, putra bungsunya, Thomas)," jelas Zanetti.


Zanetti termasuk pria pesolek. Lantaran menyukai rambutnya, dia selalu merawat dengan pergi ke salon. Sekali setiap bulan dia pergi ke salon untuk merawat atau sekadar merapikan. "Paula berpikir aku terlalu terobsesi soal rambut. Mungkin dia benar. Sebab, menjadi botak merupakan mimpi burukku. Itu menjadi lelucon di kalangan pemain Inter," pungkas Zanetti.


Well, selamat ulang tahun, Il Trattore. "Form is temporary, but Class is permanent". (@IrawanCobain)

No comments:

Post a Comment

In Memoriam: Giacinto Facchetti

In Memoriam: Giacinto Facchetti