Thursday, August 26, 2010

Milan dan Juve Tanpa Kemajuan

Meski baru saja meraih gelar Trofeo TIM, gelandang Inter Milan, Esteban Cambiasso, sama sekali tak merasa bangga. Menurutnya dua lawan Inter, yakni AC Milan dan Juventus, sama sekali tidak mengalami kemajuan.

Inter berhasil merebut Trofeo TIM setelah menang atas Juve dan Milan di dua laga yang berlangsung masing-masing selama 45 menit. Cambiasso sendiri membantu I Nerazzurri saat menang 3-2 dalam adu penalti melawan I Rossoneri.

Tapi secara jujur Cambiasso menganggap kemenangan itu sama sekali tak memberi pengaruh apa-apa terhadap kepercayaandiri tim. Pasalnya dia melihat dua lawannya itu sama sekali tidak mengalami kemajuan kualitas bermain ketimbang musim lalu.

"Apakah Milan dan Juventus sudah berkembang dibanding musim lalu? Aku rasa tidak," bilang gelandang asal Argentina itu.

Hal senada juga diucapkan bek asal Rumania, Cristian Chivu. "Malam ini kami memenangi partai derby dengan banyak anak muda di tim kami," ujar dia sambil tersenyum.

Beda halnya dengan pendapat Wesley Sneijder. Menurut dia Inter masih tetap harus mengkhawatirkan sepak terjang Milan di musim ini.

"Milan masih tim yang menakutkan. Kami percaya dengan kekuatan kami, tapi tidak boleh meremehkan tim manapun," sebut dia.

Inter, Milan, dan Juve masih memiliki tiga pekan lagi sebelum menyambut musim baru Serie-A. Partai perdana akan digelar pada 28 Agustus mendatang. (Irawan)

date publish: 14 Agustus 2010 | 22:13

Benitez Lebih Nyaman Dengan Moratti

Sejak kedatangannya di Giuseppe Meazza, Pelatih Rafael Benitez melihat ada sebuah perbedaan mencolok dibanding ketika dia masih bersama Liverpool. Hal yang dimaksud adalah rasa nyamannya dengan presiden Inter, massimo Moratti.

Benitez menilai Moratti menjadi salah satu pembeda antara Inter dengan Liverpool. Bukan karena figurnya, melainkan karakter dan hasratnya dengan sepak bola.

Di Liverpool, Benitez tidak pernah mendapat perlakuan seperti yang dilakukan Moratti terhadapnya. Bersama Inter, dia sangat dimanja dengan motivasi besar Moratti untuk membangun klubnya.

"Presiden di sini adalah orang yang sangat baik dan memiliki rasa cinta tinggi kepada klubnya. Dia mengerti pertandingan. Jelas sangat berbeda dengan apa yang saya alami tahun lalu di Liverpool," jelas Benitez.

Dengan perlakuan yang didapatnya dari Moratti, Benitez kini optimistis Inter bisa mengejar ambisi meraih banyak gelar. Selain ingin mengulang treble winner , Inter juga berpeluang menyabet Piala Super Italia, Piala Super Eropa, serta Piala Dunia Antarklub.

"Inilah tantangan sesungguhnya. Sudah memenangi tiga gelar, sekarang kami memiliki kesempatan memenangi enam. Kami akan berusaha semaksimal mungkin di setiap kompetisi yang kami ikuti. Selanjutnya kita lihat bagaimana hasilnya," pungkas pelatih asal Spanyol itu. (Irawan)

date publish: 05 Agustus 2010 | 13:59

Eto'o Tak Mau Berkorban Lagi

Striker Inter Milan, Samuel Eto'o agaknya ingin segera melupakan musim pertamanya di Giuseppe Meazza. Meski mampu meraih tiga gelar juara, namun banyak yang mempertanyakan produktivitas Eto'o yang semakin menurun.

Di bawah asuhan Pelatih Jose Mourinho, Eto'o memang dipaksa berkorban banyak untuk tim. Produktivitasnya menurun karena posisi striker asal Kamerun itu lebih melebar. Mourinho memainkan Eto'o sebagai striker sayap mendampingi Diego Milito.

Tak heran jumlah golnya pun hanya 15 dari 47 laga. Jauh dari harapan semula sebanyak 25 gol. Pasalnya dia menjadi lebih sering bertindak sebagai pelayan ketimbang pencetak gol.

"Saya tidak tahu berapa gol yang dicetaknya musim lalu. Jika tidak mencapai 25, maka saya tidak tertarik dengan statistiknya. Bahkan saya tak ingin memikirkannya juga. Musim lalu Eto'o tampil baik, tapi tidak sesuai posisinya, dia berkorban demi Mourinho. Sekarang, dia akan berkorban demi tim dan Rafael Benitez," beber salah seorang sumber di Inter.

Di era Benitez, kemungkinan Eto'o bermain di posisi seperti musim lalu masih sangat mungkin. Pasalnya benitez dikenal sebagai arsitek yang cenderung memainkan satu striker utama saja.

Namun Eto'o agaknya mulai tak kerasan dengan tugasnya itu. Dia berharap Benitez mamu mempertimbangkan keinginannya untuk jadi target-man . Saat menghadapi Manchester City, Benitez mulai menjawab keinginan Eto'o dengan memasukkannya ke lapangan di posisi yang diinginkannya. (Irawan)

date publish: 02 Agustus 2010 | 16:42

Adu Mulut Mourinho dan Benitez

Jose Mourinho:

Banyak yang menganggap beban berat akan diembang Rafael Benitez demi memertahankan prestasi Inter Milan di musim ini. Namun, bagi Jose Mourinho, tugas Benitez justru jauh lebih mudah ketimbang dirinya.

Alasan mantan pelatih Inter itu cukup masuk akal. Jika di Real Madrid Mourinho harus membangun kembali tim dari keterpurukkan musim lalu, sedangkan Benitez tidak demikian. Benitez memiliki segalanya untuk memertahankan tradisi juara Inter.

"Pelatih yang datang ke klub baru biasanya harus membangun ulang tim itu. tapi Benitez tidak," sebut Mourinho. "Dia sudah mendapatkan tim yang siap. Dia tak perlu bekerja keras untuk membangunnya. Inter di era Benitez sekarang tidak lebih susah dibanding apa yangs aya hadapi. Dalam sebulan, dia memiliki kesempatan memenangi Piala Super Italia, PialaSuper Eropa, dan berikutnya Piala Dunia Antarklub."

Ucapan Mourinho memang terlihat jelas di skuad Inter musim ini. Sepanjang musim panas, Benitez belum mendatangkan satu pemain baru-pun. Mereka justru baru melepas bintang muda, Mario Balotelli, ke Manchester City.

Gelandang anyar, Philippe Coutinho memang baru bermain di musim ini. Namun dia bukan rekrutan Benitez, karena kesepakatan sudah terjalin sejak dua tahun silam. (Irawan)

date publish: 24 Agustus 2010 | 19:19


Rafael Benitez:

Perang kata-kata mulai dilakukan Rafael Benitez dan Jose Mourinho. Tak suka dengan komentar Mourinho yang sedikit meremehkan dirinya, Benitez-pun balas menyindir pelatih asal Real Madrid itu.

Sebelumnya Mourinho berkata tugas Benitez di Inter Milan jauh lebih mudah dibanding dirinya di Madrid. Pasalnya Mou menilai skuad Inter saat ini sudah terbentuk sejak dirinya masih menjadi pelatih tahun lalu. Sementara di Madrid, Mou harus mengubah total wajah klub yang tanpa prestasi selama beberapa tahun terakhir.

Menanggapi komentar bernada kurang mengenakkan itu, Benitez tak tinggal diam. Dia balas menyebut kalau prestasi Mourinho bersama Inter bukan semata-mata karena perannya.

"Saya katakan lagi, kami yang menang, kami semua," sebut Benitez "Pelatih tidak memenangi gelar sendiri. Dia melakukannya bersama-sama dengan pemain, klub, dan fans. Dan kami menang bersama-sama."

"Saya sendiri terkejut Mourinho bicara banyak dengan media. Setahu saya dia tidak biasa banyak bicara. Bukankah begitu?" imbuh Benitez sambil tersenyum.

Perseteruan Mourinho dan Benitez memang bukan hal yang baru. Saat keduanya masih bersama-sama di Premier League, beberapa kali mereka terlibat adu mulut satu sama lainnya. Dan kini, Benitez datang ke Inter dengan berada di bawah bayang-bayang kesuksesan Mourinho musim lalu.

"Sudah jelas, tim ini sudah punya dasar yang kuat, bahkan sejak dia pertama kali datang ke Inter. Hal ini selalu jadi pembahasan yang mendasar. Yang selalu kami bicarakan selalu mengenai kemenangan, dan hal itu milik klub serta pemain. Jika tim ini sudah sebegitu sempurna, lalu kenapa dia tidak menetap, dan kenapa dia memutuskan pindah ke klub lain? Itulah keputusannya," imbuh Benitez.

Benitez sendiri berusaha agar ucapan-ucapan Mourinho tidak mempengaruhi persiapan timnya menyambut musim baru.

"Saya bahagia berada di sini. Tim ini bagus, kuat, dan suporternya sangat fanatik. Mourinho berhak bicara sebagai orang luar. Tapi, lebih baik kami berkonsentrasi dengan pekerjaan yang harus kami lakukan. Saya tak ingin membanding-bandingkan. Dan saya juga tak ingin orang lain melakukannya. Saya kesini cuma untuk menang," tambah dia lagi.

Berbeda dengan Mourinho yang cuma bertahan dua musim di Inter, Benitez berharap bisa lama menjabat sebagai pelatih di Giuseppe Meazza.

"Saya berharap bisa lama di sini, dan bersama warna kebanggaan ini. Jika mampu mencapainya, maka itu torehan yang luar biasa. Jika saya bertahan di sini seperti halnya Sir Alex Ferguson bersama Manchester United, maka saat itu umur saya 75 tahun. Dan saya harus datang ke tempat latihan dengan tongkat sebagai alat bantu berjalan," pungkas dia. (Irawan)

date publish: 26 Agustus 2010 | 12:11

Wednesday, August 25, 2010

Benitez Ingin Lampaui Mourinho

Jose Mourinho sudah masuk ke dalam buku sejarah Inter Milan berkat torehan prestasi emasnya musim lalu. Kini, pelatih baru Inter, Rafael Benitez mengusung ambisi melampaui pencapaian pendahulunya itu.

Benitez mengawali eranya di Inter dengan merengkuh Piala Super Italia dengan mengalahkan AS Roma. Gelar itu dianggap Benitez cuma sebagai hidangan pembuka. Dia siap meraih semua trofi yang tersedia di musim ini.

"Ini trofi pertama di musim ini. Pelatih tidak memenanginya, melainkan klub dan pemain yang tampil di lapangan, termasuk fans yang mendukungnya. (Roberto) Mancini menang di sini, pun dengan Mourinho. Sekarang tergantung saya, dan saya berharap bisa memenangi lebih banyak gelar ketimbang mereka. Pasalnya masih ada enam trofi yang tersedia di musim ini."

Benitez juga menilai kemenangan 3-1 atas Roma sebagai hal yang luar biasa. Apalagi dia masih belum yakin dengan kondisi fisik pemainnya usai kembali dari ajang Piala Dunia.

"Menang dengan mencetak tiga gol itu sangat penting. Hingga saat ini kami bekerja keras karena banyak pemain yang tiba terlambat usai Piala Dunia. Tapi kemenangan ini meningkatkan moral kami," pungkas dia.

Benitez sendiri berharap di musim ini dia bisa menghapus bayang-bayang kesuksesan dua pendahulunya. Dia ingin memulai era baru Inter dengan kemenangan demi kemenangan. (Irawan)

Tuesday, August 24, 2010

Inter Ingin Rengkuh Semua Trofi

Usai memenangi gelar pertamanya di musim ini, Inter Milan kini berambisi merengkuh semua gelar yang bakal dihadapinya. Optimisme itu dilontarkan langsung oleh pahlawan Inter saat membungkam AS Roma di Piala Super Italia, (21/8) kemarin, Samuel Eto'o.

"Aku senang, tapi yang terpenting kami mengalami kemajuan ketika tampil menyerang," sebut Eto'o menyambut kemenangan atas Roma di Giuseppe Meazza.

Sejak awal 2010, Piala Super Italia menjadi gelar keempat Inter setelah Serie-A, Coppa Italia, dan Liga Champions. Dan hingga akhir tahun, masih ada beberapa gelar yang siap diperebutkan I Nerazzurri.

Dan yang terdekat adalah Piala Super Eropa, yang akan memeprtemukan Inter sebagai pemegang mahkota Liga Champions, dengan Atletico Madrid sebagai jawara Eruopa League.

Usai menghadapi Roma, Inter punya waktu dua hari untuk beristirahat sebelum menggeber sesi latihan demi persiapan tim menghadapi Los Rojiblancos, di Montecarlo, Jumat (27/8).

Lalu, pada Desember mendatang I Nerazzurri juga akan tampil di ajang Piala Dunia Antarklub, guna menghadapi klub-klub juara di setiap benua.

"Kami ingin memenangi Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub juga," tegas Eto'o. (Irawan)

date publish: 23 Agustus 2010 | 12:30

Monday, August 23, 2010

Piala Super Italia Jadi Gelar Perdana Benitez

Pelatih Rafael benitez berhasil merebut gelar perdananya bersama Inter Milan dengan menggondol Piala Super Italia. Dua gol Samuel Eto'o membawa jawara Serie-A itu menekuk AS Roma dengan skor 3-1, di Stadion Giuseppe Meazza, (21/8).

Padahal, Inter mengawali laga dengan kurang mengesankan setelah harus tertinggal terlebih dulu pada menit ke-21. Umpan matang kapten Roma, Francesco Totti mampu diselesaikan oleh bek kiri John Arne Riise demi menaklukkan kiper Julio Cesar.

Akan tetapi, Inter akhirnya mampu memaksa skor kembali berimbang dengan memanfaatkan blunder yang dilakukan Mirko Vucinic saat babak pertama tersisa empat menit lagi. Blunder itu mampu dimanfaatkan Goran Pandev dengan penyelesaian apik demi menutup paruh pertama dengan skor 1-1.

Memasuki babak kedua, baik Inter maupun Roma tetap memeragakan permainan atraktif. Kedua tim saling silih berganti melancarkan serangan ke daerah pertahanan masing-masing.

Inter sempat berbalik unggul saat Diego Milito mampu menyelesaikan umpan Eto'o dengan sontekkan ke gawang yang kosong. namun hakim garis lebih dulu mengangkat bendera tanda off-side.

Inter akhirnya berhasil memimpin pada menit ke-70 saat Eto'o dengan sempurna mampu meneruskan umpan Diego Milito. Gol itu membuat suasana pertandingan semakin memanas.

Bahkan, pertandingan sempat terhenti beberapa menit karena ada fans Roma yang melempar kembang api dan benda-benda lainnya ke dalam lapangan. Totti-pun sampai harus bekerja keras demi menenangkan para fans tersebut.

Sembilan menit sebelum akhir laga, Inter akhirnya memantapkan kemenangan menjadi 3-1 berkat gol kedua Eto'o. Lagi-lagi gol tercipta karena kesalahan pemain I Lupi. Kali ini giliran Rodrigo Taddei yang bola penguasaannya mampu direbut Eto'o sebelum melakukan kerja sma satu-dua dengan Wesley Sneijder dan menjebol gawang Bogdan Lobont (Irawan)

date publish: 22 Agustus 2010 | 04:0


Benitez Puji Karakter Inter


Manajer Inter Milan, Rafael Benitez akhirnya mengangkat trofi pertamanya di musim ini. Dia pun tak sungkan memuji karakter juara yang sudah terbentuk di dalam tim asuhannya.

Meski sempat tertinggal lebih dulu, Inter akhirnya mampu membalikkan keadaan hingga menang dengan skor akhir 3-1. Samuel Eto'o menjadi pahlawan dengan sumbangan dua golnya ke gawang I Lupi.

"Saya sangat senang dengan torehan tim kali ini. Khususnya karakter kami saat mamapu membalikkan keadaan," puji Benitez. "Ini trofi untuk pemain, fans, dan klub karena sudah melakukan yang terbaik. Saya pribadi sangat menyuaki bagaimana tim ini bekerja keras hingga akhir laga, meski kami belum terlalu tajam saat ini."

Setelah memenangi gelar Piala Super Italia, kini Inter mengincar gelar kelima pada tahun ini, yakni trofi Piala Super Sianyol. Di laga itu, I Nerazzurri harus berjumpa dengan jawara Europa League, Atletico Madrid.

Benitez pun mengaku masih harus membenahi permainan timnya yang dinilai masih belum maksimal."Kami akan berlatih demi memperbaiki ketajaman lini depan kami," pungkas dia. (Irawan)

date publish: 22 Agustus 2010 | 04:53


Roma Hadiahi Inter Kemenangan


Pelatih AS Roma, Claudio Ranieri mengaku sangat kecewa dengan kekalahan timnya dari Inter Milan di Piala Super Italia. Apalagi, kekalahan itu lebih disebabkan kesalahan mendasar timnya yang membuat Inter mampu mencetak gol.

Saat unggul 1-0 melalui gol John-Arne Riise, Roma memang terpaksa membuat blunder yang berakibat gol penyeimbang Inter melalui Goran Pandev. Dan hal itulah yang membuat Ranieri kesal.

"Ketika kami unggul1-0, kami hadiahi mereka gol penyeimbang di ujung babak pertama," keluh Ranieri. "Saya tidak melihat skor 3-1 merupakan hasil yang akurat. Inter merupakan lawan yang berat sejak musim lalu. Kini mereka semakin membaik dan solid." (Irawan)

date publish: 22 Agustus 2010 | 06:32

Friday, August 20, 2010

Sneijder Tak Lagi Menduda


Gelandang Inter Milan dan timnas Belanda, Wesley Sneijder mengakhiri masa kesendiriannya dengan menikahi seorang presenter televisi, Yolanthe Cabau di Siena hari Sabtu (17/7).

Pesta pernikahan Sneijder digelar Sabtu Sore di Gereja San Giusto e Clemente in Castelnuovo Berardenga, sekitar sembilan mil dari pusat Kota Siena. Sneijder memilih menikah di Siena karena menilai kota itu sangat berkesan baginya.

"Aku sangat senang dapat memilih tempat ini. Siena tempat keberuntungan bagiku karena saya memenangkan Scudetto di sini," ujar Sneijder.

Pernikahan Sneijder juga dihadiri mantan pelatihnya yang kini menukangi Real Madrid, Jose Mourinho, Ivan Cordoba, Cristian Chivu dan beberapa pemain Inter lainnya. Tiga bintang tim nasional Belanda, Robin van Persie, Dirk Kuyt dan Arjen Robben juga datang kepernikahan itu.

Pernikahan ini menjadi yang kedua bagi Sneijder. Sebelumnya dia sempat menikah dengan Ramona dan dikaruniai anak laki-laki bernama Jessey. (Irawan)



Satu Peran, Beda Fungsi

Komparasi Wesley Sneijder dan Dejan Stankovic


Sejak didatangkan dari Real Madrid, Wesley Sneijder diproyeksikan sebagai kreator utama di lini tengah Inter Milan. Namun, kini Sneijder tak kerja sendirian, penampilan Dejan Stankovic sebagai trequartista semakin apik. Keduanya bisa saling berbagi tempat di lini tengah.

Sejauh ini, sistem rotasi yang diterapkan pelatih Jose Mourinho masih berjalan cukup efektif. Di saat Sneijder tak bisa tampil, Stankovic mampu memerankan tugasnya dengan baik. Pun ketika Sneijder bermain, Stankovic dapat digeser sedikit ke belakang .

Meski memiliki peran yang sama, fungsi keduanya di lapangan memang cenderung berbeda. Sneijder tipikal pengatur serangan sejati. Dia tak banyak menahan bola, namun visi permainannya cukup baik. Dia mampu dengan cepat membaca posisi rekan-rekannya di lapangan sebelum melepaskan umpan yang akurat.

“Saya sangat menyukai gaya bermain Sneijder. Meski saat tidak dalam kondisi terbaiknya, dia tetap pemain yang sangat penting bagi Inter. Umpan-umpannya sangat akurat. Dia memang pemain yang sangat istimewa,” kata mantan penjaga gawang Lazio, Luca Marchegiani.

Berbeda halnya dengan Stankovic. Fungsi gelandang asal Serbia itu lebih kental sebagai penyerang lubang dibanding pengatur serangan. Dia sanggup menempatkan diri dengan baik sekaligus membaca setiap peluang. Saat para penyerang Inter mengalami kebuntuan, dialah sosok yang paling diandalkan untuk mencetak gol.

Sebagai trequartista, musim ini Sneijder kalah banyak dalam hal melepaskan umpan dibanding Stankovic. Namun, umpan yang dilepas Sneijder justru lebih efektif. Hingga giornata ke-12 Serie-A, jumlah assist Sneijder mencapai tiga, sementara Stankovic baru mengoleksi dua. Itu pun belum dihitung dari jumlah yang dikoleksi di ajang Liga Champions.

Meski begitu, produktivitas Stankovic masih lebih baik dibanding rekannya itu. Saat ini koleksi golnya mencapai tiga buah di Serie-A, serta dua di Liga Champions, Sneijder sendiri baru mengumpulkan dua gol di Serie-A, dan satu di Liga Champions.

Perbedaan karakter bermain itulah yang membuat Mourinho tak kesulitan memadukan keduanya di lapangan. Saat Sneijder berfungsi sebagai pembuka ruang serta pengumpan, Stankovic bisa muncul dari lini kedua untuk mencetak gol.
(Irawan)


Perbandingan statistik di Serie-A:

M

G

UA

US

As

T

SoG

Sneijder

8 (569 m)

2

300

39

3

6

8

Stankovic

11 (833 m)

3

441

9

2

15

6


Keterangan:

M: main
m: menit
G: Goal
UA: Umpan akurat
US: Umpan silang
As: Assist
T: Tackle

SoG: Shots on Goal

Thursday, August 19, 2010

Wesley Sneijder: Pemain Tiga Poin

Selain memerankan tugasnya dengan baik sebagai trequartista, kehadirannya selalu memberikan kemenangan bagi Inter di Serie-A.


Berkat kemenangan 2-1 atas Catania, Inter Milan kian memantapkan posisinya di puncak klasemen Serie-A. Rekor pelatih Inter sebelumnya, Roberto Mancini berhasil dilewati suksesornya, Jose Mourinho. Hingga giornata kesembilan, La Beneamata berhasil mengumpulkan satu poin lebih baik dari pencapaian Mancini.

Ada satu figur yang patut mendapat sorotan dengan pencapaian Inter di pekan ini. Dialah playmaker asal Belanda, Wesley Sneijder, yang mencetak gol kedua Inter ke gawang Catania lewat eksekusi tendangan bebas.

Bukan cuma berkat golnya Sneijder layak dipilih sebagai pemain terbaik Inter di giornata kesembilan. Efektivitas permainannya patut diacungi jempol. Sneijder bukan playmaker yang terlalu lama menahan bola. Keunggulannya terletak pada kemampuan membaca permainan serta umpan-umpannya yang akurat. Dengan kehadiran Sneijder, serangan Inter semakin berbahaya.

“Inter punya kemampuan bermain dengan beberapa taktik berbeda. Saya melihat menempatkan satu trequartista dengan dua striker di depannya adalah strategi yang paling berbahaya bagi lawan-lawannya,” papar pelatih Catania, Gianluca Atzori kepada Corriere dello Sport.

Permainan efektif Sneijder sebagai trequartista mampu dibuktikannya lewat dua gol serta empat assist hingga saat ini. Tidak hanya itu, empat assist yang dihasilkannya, membuktikan dirinya mampu memerankan tugas seorang “pelayan” dengan baik. Aapalagi pencapaiannya itu yang terbaik di Inter mengungguli Maicon (3 assist), serta Mario Balotelli, Samuel Eto’o, dan Diego Milito (2 assist).


BERBAHAYA DI SERIE-A

Satu fakta unik mulai muncul dari seluruh penampilan Sneijder bersama Inter. Gelandang berusia 25 tahun itu justru mampu memberi dampak posistif kala berlaga di Serie-A. Sementara di Liga Champions, kontribusi Sneijder masih kurang terlihat.

Sejak didatangkan dari Real Madrid, Sneijder sudah bermain di tujuh partai Serie-A, dan hanya absen di dua laga Inter. Menariknya, selama tujuh partai itu pula Inter selalu meraih kemenangan. Sementara, dua laga tanpa kehadiran Sneijder berakhir dengan hasil yang kurang memuaskan, termasuk satu laga di Piala Super Italia, saat Inter dikalahkan Lazio dengan skor 1-2.

Di giornata pertama, tanpa Sneijder membuat skuad Mourinho hanya sanggup bermain imbang 1-1 melawan tim promosi, Bari. Hasil lebih buruk harus diterima saat dikalahkan Sampdoria dengan skor tipis 0-1. Kala itu, Sneijder urung tampil karena masih berkutat dengan cedera.

Berdasarkan fakta itu, tak ada lagi yang meragukan dampak positif kehadiran Sneijder terhadap hasil laga Inter. Keberadaannya dianggap sebagai pembawa keberuntungan, khususnya di Serie-A.

Sayang, hal itu tidak muncul di Liga Champions. Inter belum meraih satu pun kemenangan di ajang tersebut. Di matchday kedua, dia absen menghadapi Rubin Kazan. Saat tampil melawan Barcelona, penampilan Sneijder jauh di bawah standar.

Tapi harapan masih ada. Penampilan Sneijder di Liga Champions mulai membaik pada laga melawan Dynamo Kyiv. Berkat satu asssit-nya kepada Walter Samuel, timnya terhindar dari kekalahan di kandang sendiri.

“Liga Champions sangat berbeda dengan Serie-A. Kualitas lawan yang dihadapi pun berbeda, khususnya dalam mengoptimalkan setiap peluang melalui tendangan bebas,” kata Sneijder.

Ucapan Sneijder cukup beralasaan. Pelatih sekaliber Mourinho pun tak sanggup memperbaiki nasib buruk Inter di Liga Champions. Selain tiga hasil imbang di musim ini, Inter hanya sanggup meraih satu kemenangan dari sepuluh partai terakhirnya. “Tidak pernah mudah bermain di Liga Champions,” ucap Mourinho menimpali perkataan Sneijder.
(Irawan)


Statstik Wesley Sneijder hingga giornata ke-9:


Piala Super Italia

Serie-A

Liga Champions

Partai

0

7

2

Menit

0

523

180

Gol

0

2

0

Assist

0

3

1

Rating

-

6,7

6,25



Komentar Interisti:
“Sejauh ini performa Wesley Sneijder cukup memuaskan. Perannya sebagai trequartista akan berjalan maksimal jika dibantu Thiago Motta, Dejan Stankovic atau Patrick Vieira. Meski baru menyumbang dua gol, itu bukan masalah. Yang terpenting, bagaimana kejelian dia membuka ruang untuk para striker. Saya yakin dia akan terus berkembang, dan tampil lebih baik lagi bersama Inter.”
Satya, Inter Club Indonesia

In Memoriam: Giacinto Facchetti

In Memoriam: Giacinto Facchetti