Thursday, July 21, 2011

Nerazzurri Mengentalkan Warna Tango

Inter kembali berkiblat ke Amerika Selatan pada bursa transfer musim panas ini. Talenta asal Argentina menjadi prioritas utama.

Sejak menunjuk Gian Piero Gasperini sebagai pelatih baru, Inter Milan langsung bergerak cepat di bursa transfer musim dingin. Gelandang Argentina, Ricardo “Ricky” Alvarez pun hadir sebagai rekrutan pertama mantan allenatore Genoa itu. Sementara, beberapa nama lain pun masih menunggu giliran. Menariknya, dalam daftar incaran La Beneamata, pemain dari Amerika Selatan, khususnya Argentina, menyumbang jumlah terbanyak.

Memang tidak dimungkiri sejarah panjang Inter tak bisa lepas dari peran para stranieri, khususnya yang berasal dari Argentina. Berbeda dengan rival sekotanya, AC Milan yang justru memiliki sejarah apik dengan stranieri asal Brasil, Inter di era kepemimpinan Presiden Massimo Moratti justru sangat kental dengan aroma Tango. Sebut saja beberapa nama populer seperti Kily Gonzalez, Gabriel Batistuta, Diego Simeone, Hernan Crespo, serta Julio Cruz. Sejak Moratti berkuasa, jumlah stranieri asal Argentina meningkat pesat.

Hingga kedatangan Alvarez, total Moratti sudah mengumpulkan 13 legiun asing asal Negeri Tanggo. Memang hanya berselisih satu dari jumlah stranieri Inter asal Brasil, namun dari segi prestasi, pemain-pemain Argentina koleksi Moratti lebih menonjol. Sembilan pemain tercatat pernah mengangkat trofi scudetto selama berkarier di Giuseppe Meazza. Sementara dari Brasil hanya tercatat hanya ada enam nama.

Puncak prestasi hadir saat Inter mampu meraih treble winner di era Javier Zanetti, Walter Samuel, Esteban Cambiasso, dan Diego Milito. Rekor positif tersebut kian membuat direksi Inter jatuh hati pada “penari-penari” Tango. Bahkan, kehadiran Gasperini di kursi pelatih pun tak lantas mengubah kebijakan Inter sebagai pengumpul stranieri di skuadnya.

Semula, Inter diperkirakan bakal mengubah pakem dengan lebih mengedepankan talenta-talenta lokal. Tak heran nama-nama seperti Riccardo Montolivo dan Domenico Criscito sempat masuk daftar buruan. Namun, pemikiran Gasperini beserta direksi Inter ternyata tak sesuai perkiraan banyak pihak. Buktinya, baru Emiliano Viviano pemain lokal yang didatangkan Inter musim panas ini.

ALVAREZ BUKAN YANG TERAKHIR

Fakta kalau Inter ingin mengembalikan kebijakan mengumpulkan stranieri asal Amerika Selatan, khususnya Argentina memang terlihat dalam aktivitas transfer musim panas ini. Selain Alvarez, masih ada empat pemain asal Negeri Tango lain yang diperkirakan bakal menyusul. Ever Banega berada di garda terdepan. Sementara lainnya Rodrigo Palacio (Genoa), hingga Carlos Tevez (Manchester City) masih berpeluang menyusul.

Sejak berhasil menjadi yang terbaik di Eropa dengan menjuarai Liga Champions pada musim 2009-10, Inter memang menjadi daya tarik bagi talenta-talenta muda. Khusus untuk generasi muda Argentina, kehadiran Zanetti juga menjadi magnet untuk menjadikan Giuseppe Meazza salah satu opsi terbaik menjajaki karier di Eropa.

Hal itu pula yang mendasari Alvarez menolak Arsenal dan AS Roma, sekaligus memilih bergabung dengan I Nerazzurri. “Tak mungkin menolak pinangan dari klub tempat Javier Zanetti bermain. Dia salah satu legenda sepak bola Argentina, dan panutan bagi pemain manapun,” bilang gelandang berusia 23 tahun itu.

Zanetti sendiri saat ini tengah dimanfaatkan untuk mendekati Tevez yang mengaku sudah tak betah bersama Man. City. Kebetulan, kedua pemain kini sama-sama tergabung bersama timnas Argentina yang berlaga di turnamen Copa America 2011. “Tentunya setiap klub menginginkan Tevez ada di dalam tim mereka. Kami baru memulai aktivitas pada bursa transfer, jadi masih aka nada kejutan-kejutan yang hadir,” sebut Zanetti.

Jika tiga buruan lain berhasil didapatkan, Inter berpeluang menyamai rekor koleksi stranieri Argentina terbanyak dalam satu musim pada dua musim berturut-turut, yakni 2005-06 dan 2006-07, dengan delapan pemain. Menariknya, pada dua musim itu pula Inter bangkit dari tidur panjang setelah 17 tahun tidak pernah merasakan mahkota juara.

Tak heran jika musim ini mereka kembali memulai revolusi dengan berusaha menggaet talenta-talenta asal Negeri Tango. Apalagi, setelah 5 tahun berkuasa, musim lalu mereka harus menyerahkan takhta Serie-A ke tangan sang rival, Milan. Dengan revolusi ala Argentina, bukan tidak mungkin Inter bisa mengulangi comeback seperti 2005-06 lalu. Apalagi, ketika itu Inter juga diarsiteki pelatih lokal, yakni Roberto Mancini. / @IrawanCobain

Pemain Argentina yang pernah berjaya di Inter:

Dari 18 koleksi scudetti yang dimiliki Inter, setidaknya ada 14 pemain asing asal Argentina yang turut berandil besar. Selain itu, beberapa lainnya juga pernah merasakan trofi-trofi juara lain seperti Coppa Italia hingga Liga Champions. Berikut “penari-penari” Tanggo yang pernah merasakan prestasi bersama Inter:

Attilio Demaria (1932-36, 1938-43): 1 Scudetti, 1 Mitropa Cup.

Felix Demaria (1932-34, 1934-35): 1 Mitropa Cup.

Humberto Maschio (1962-63): 1 Scudetti.

Marcelo Pagani (1962-63): 1 Scudetti

Ramon Diaz (1988-89): 1 Scudetti.

Javier Zanetti (1995-sekarang): 5 Scudetti, 4 Coppa Italia, 4 Supercoppa Italia, 1 Liga Champions, 1 UEFA Cup, 1 Piala Dunia Antarklub.

Hernan Crespo (2002-03, 2006-09): 3 Scudetti, 2 Supercoppa Italia.

Kily Gonzalez (2003-06): 1 Scudetti, 2 Coppa Italia, 1 Supercoppa Italia.

Julio Ricardo Cruz (2003-09): 4 Scudetti, 2 Coppa Italia, 3 Supercoppa Italia.

Juan Sebastian Veron (2004-06): 1 Scudetti, 2 Coppa Italia, 1 Supercoppa Italia.

Nicolas Burdisso (2004-09): 4 Scudetti, 2 Coppa Italia, 4 Supercoppa Italia.

Esteban Cambiasso (2005-sekarang): 5 Scudetti, 4 Coppa Italia, 4 Supercoppa Italia, 1 Liga Champions, 1 Piala Dunia Antarklub.

Walter Samuel (2005-sekarang): 5 Scudetti, 3 Coppa Italia, 4 Supercoppa Italia, 1 Liga Champions, 1 Piala Dunia Antarklub.

Santiago Solari (2005-08): 3 Scudetti, 1 Coppa Italia, 1 Supercoppa Italia

Mariano Gonzalez (2006-07): 1 Scudetti


Friday, July 8, 2011

Transformasi ala Gasperson

Pakem yang bakal diterapkan berpotensi memakan korban. Hanya ada dua pilihan, cabut atau menjadi cadangan abadi.


Pergantian pelatih pastinya bakal menampilkan warna berbeda dalam sebuah tim. Bukan sekadar dari cara meracik strategi, pun kebijakan dalam menerapkan komposisi pemain di tim tersebut. Termasuk menentukan pemain yang dibutuhkan, dan yang tidak terpakai. Kebijakan semacam itu pula yang akan hadir di Inter Milan menyambut musim 2011-12. Kedatangan Gian Piero Gasperini bakal membawa I Nerazzurri melalui fase transformasi yang cukup menonjol.

Meski datang tanpa torehan trofi, Inter tetap yakin Gasperini sosok yang tepat mengembalikan kejayaan, baik di kancah domestik maupun Eropa. Puja-puji sempat terlontar dari berbagai pihak terkait kualitas Gasperini. Bahkan, dia sempat mendapat panggilan, Gasperson, dari Presiden Genoa, Enrico Preziosi, karena dianggap sebagai Sir Alex Ferguson-nya Italia. Pujian juga hadir dari mantan pelatih Inter, Jose Mourinho. “Gasperini pelatih yang sering membuat saya kesulitan. Setiap saya mengganti taktik, dia mampu dengan cepat beradaptasi,” tutur Mourinho.

Bahkan, dari kubu sang rival, AC Milan, gelandang veteran, Gennaro Gattuso pun ikut melontarkan pujian. “Ketika mendengar Gasperini bergabung dengan Inter, aku tak menyukainya, karena dia pelatih dengan karakter menyerang. Dan, dengan pemain yang dimiliki Inter, Anda tentu harus khawatir dengan kualitas mereka,” puji Gattuso.

Di Giuseppe Meazza, Gasperini dipercaya bakal membawa warna baru dalam permainan Inter. Berbeda dengan beberapa pendahulunya seperti Mourinho, Rafael Benitez, atau Leonardo, Gasperini memiliki gaya permainan lebih menyerang. Pakem tiga bek serta tiga penyerang merupakan gambaran taktik ofensif yang kerap diperagakannya. “Dia selalu meminta pemain bertahan untuk ikut membantu serangan, dan mencoba menikmati itu,” bilang bek Inter yang juga mantan anak asuh Gasperini di Genoa, Andrea Ranocchia.

Semula, pola tiga bek yang menjadi andalan Gasperini dianggap tak akan cocok dengan Inter. Maklum, Inter yang belum terbiasa bermain dengan tiga bek kini harus mulai beradaptasi dengan wajah baru tersebut. Meski pada praktiknya Gasperini masih bisa bersikap fleksibel, termasuk kembali memainkan empat bek, pakem lama miliknya tentu akan lebih sering terlihat.

“Dia percaya dengan dua formasi yang berbeda, tetapi keduanya ditentukan dan memperhatikan detail, taktik, serta psikologis. Di Genoa, kadang kami bermain dengan empat bek, tetapi untuk itu butuh sesi latihan ekstra dalam sepekan,” sambung Ranocchia.

Satu hal yang pasti, taktik Gasperini tentu bakal memakan korban dari skuad Inter. Beberapa nama baru akan datang guna menyempurnakan strategi Gasperini, sementara pemain yang dianggap tidak cocok bakal tersisih. Ironisnya, ada beberapa nama besar yang berpeluang menjadi korban.

Sneijder Kehilangan Posisi


Sejauh ini, Inter dikaitkan dengan beberapa calon pendatang baru. Menariknya, sebagian besar berasal dari Amerika Selatan, dan merupakan pemain dengan karakter menyerang. Rodrigo Palacio (Genoa), Erik Lamela (River Plate), serta Ricky Alvarez (Velez Sarsfield) tiga nama yang berada di garda terdepan untuk segera berlabuh ke Appiano Gentile. Selain itu, ada juga nama-nama lain seperti Ever Banega (Valencia), Jonathan Cicero Moreira (Santos), ataupun Carlos Henrique Casemiro (Sao Paulo).

Palacio, Lamela, atau Alvarez dianggap sangat cocok dengan pola tiga penyerang yang kerap dimainkan Gasperini. Inter memang butuh inside-forward atau penyerang sayap yang memiliki akselerasi dan kemampuan menusuk dari kedua sisi lapangan. Untuk posisi ujung tombak utama, Gasperini sudah memiliki dua stok, Giampaolo Pazzini dan Diego Milito. Sementara Samuel Eto’o yang juga bisa berperan sebagai target man kemungkinan bakal kembali ke posisi awalnya di Inter, yakni sebagai penyerang sayap.

Dari beberapa pemain yang dianggap kurang cocok dengan formasi Gasperini, ada nama yang justru menjadi pilar Inter saat meraih treble winner pada musim 2009-10. Salah satunya Wesley Sneijder. Dua musim terakhir, peran Sneijder sangat vital dalam formasi 4-3-1-2 ataupun 4-2-3-1. Peran trequartista yang dimainkannya berjalan sempurna dalam formasi tersebut. Bahkan, pada era Mourinho, Inter seperti menemukan kembali puzzle yang hilang pada diri Sneijder.

Sayangnya, dari beberapa kemungkinan formasi yang bakal dimainkan Gasperini musim depan, Sneijder terancam kehilangan posisi favoritnya. Dalam formasi 3-4-3, 4-3-3, atau 3-5-2, tak ada ruang untuk Sneijder. Gasperini lebih suka memainkan dua hingga tiga gelandang petarung di lini tengah ketimbang memadukannya dengan seorang fantasista seperti Sneijder. Di posisi ini Gasperini mungkin bakal mengedepankan Esteban Cambiaso, Dejan Stankovic ataupun mantan anak asuhnya di Genoa, Thiago Motta.

Sementara, jika memainkan komposisi empat pemain tengah, dua di antaranya haruslah bertipe wing-back dengan kemampuan bertahan dan menyerang sama baiknya. Untuk pemain dengan kualitas seperti itu, Inter juga mempunyai Javier Zanetti, Maicon, serta Yuto Nagatomo.

Lalu di posisi mana Sneijder akan dimainkan? Jika Gasperini mau fleksibel, pola 3-4-1-2 mungkin sedikit cocok dengan Sneijder. Namun, alternatif lain adalah memainkan Sneijder tidak pada posisi favoritnya, yakni sebagai winger, seperti yang pernah dilakoninya di Real Madrid. Akan tetapi, alternatif kedua tentu bukanlah yang diinginkan Sneijder.

Sewaktu “dipaksa” bermain sebagai winger di Madrid, Sneijder memilih hengkang ke Inter. Dan, bukan tidak mungkin kejadian serupa bakal terulang musim panas ini. Apalagi klub seperti Manchester United ataupun Chelsea bisa menyediakan posisi favoritnya jika mau bergabung.

Menentukan posisi Sneijder menjadi salah satu pekerjaan rumah terberat yang harus dilakoni Gasperini menyambut musim baru. Jika bersikeras menerapkan pakemnya, Gasperini harus rela kehilangan Sneijder. Jika tidak, bekas pelatih tim junior Juventus itu harus mengulik lagi formasinya demi memberi porsi kepada Sneijder. @IrawanCobain


Mereka yang terancam

Bukan hanya Sneijder yang terancam kehilangan posisinya di skuad I Nerazzurri. Beberapa lainnya juga berpotensi tergeser. Ironisnya, mereka tergeser bukan karena tak punya kualitas untuk bersaing di skuad La Beneamata, Tapi, mereka sangat mungkin tersisih karena transformasi taktik yang bakal diterapkan Gian Piero Gasperini.

Alasan lainnya adalah kemungkinan Inter akivitas pada bursa transfer musim panas ini. Tentunya hal itu akan membuat pemain yang dianggap tidak cocok dengan karakter Gasperini akan tersisih dari skuad.

Berikut beberapa nama yang terancam terbuang karena tak sesuai dengan taktik Gasperini:


Lini belakang:

  • Ivan Cordoba (34 tahun)

Kontrak sampai: 30 Juni 2012

Peluang tersisih: 50%

Keterangan: Usia yang mulai uzur menjadi salah satu faktor yang membuat Ivan Cordoba semakin kehilangan porsi bermain dalam beberapa musim terakhir. Di bawah asuhan Gian Piero Gasperini, posisi tiga bek utama diyakini bakal diberikan kepada Lucio, Andrea Ranocchia, dan Walter Samuel. Posisi Cordoba pun kian tergerus. Jika memutuskan tetap bertahan, Cordoba bakal menjadi cadangan abadi di skuad Inter.


  • Cristian Chivu (30 tahun)

Kontrak sampai: 30 Juni 2012

Peluang tersingkir: 40%

Keterangan: Meski kerap melakukan blunder pada musim lalu, kemampuan Cristian Chivu masih dibutuhkan oleh Inter. Namun, dengan posisi asli sebagai bek kiri, peran Chivu akan tergerus dalam formasi tiga bek yang diterapkan Gasperini. Jika bermain sebagai bek tengah, dia harus bersaing dengan Lucio, Samuel, dan Ranocchia. Sementara sebagai wing-back kiri, agresivitas menyerang Chivu tak sebaik Yuto Nagatomo.

Lini tengah:

  • Sulley Muntari (26 tahun)

Kontrak sampai: 30 Juni 2012

Peluang tersingkir: 50%

Keterangan: Gelandang asal Ghana ini sebenarnya masih memiliki peluang di era Gian Piero Gasperini. Akan tetapi, kemungkinan terbesar dia hanya akan menjadi pelapis Thiago Motta, Esteban Cambiasso, hingga Dejan Stankovic. Kondisi itu membuat Muntari lebih mempertimbangkan hengkang dari Giuseppe Meazza. Apalagi beberapa klub Eropa dan Amerika Serikat juga masih berminat mendatangkannya.


  • McDonald Mariga (24 tahun)

Kontrak sampai: 30 Juni 2013

Peluang tersingkir: 60%

Keterangan: Mariga merupakan salah satu pemain yang hampir pasti terdepak dari skuad Inter. Sejak didatangkan pada Januari 2010, gelandang asal Kenya itu memang hanya berstatus sebagai alternatif terakhir di lini tengah. Musim panas ini, rumor transfer yang melibatkan Mariga terus bergulir. Salah satunya dengan menjadikan dia sebagai tambahan transfer untuk striker Genoa, Rodrigo Palacio.

Lini depan:

  • Goran Pandev (27 tahun)

Kontrak sampai: 30 Juni 2014

Peluang tersingkir: 40%

Keterangan: Sejatinya posisi Pandev sangat cocok dengan gaya bermain Gasperini. Striker asal Macedonia itu juga mampu bermain apik sebagai penyerang sayap. Sayang, penampilan Pandev terus menurun dalam semusim terakhir. Faktor itu membuat namanya mulai dipertimbangkan dilepas Inter. Apalagi, Genoa sudah menyatakan hanya akan melepas pemain incaran Inter, Rodrigo Palacio dengan barter Pandev.


  • Philippe Coutinho (19 tahun)

Kontrak sampai: 30 Juni 2015

Peluang tersingkir: 40%

Keterangan: Kesan pertama yang dihadirkan Coutinho pada musim pertamanya ternyata belum memuaskan dua pelatih terdahulu. Musim panas ini, jika Inter jadi mendatangkan Rodrigo Palacio, Ricky Alvarez, atau Erik Lamela, posisi penyerang belia asal Brasil itu akan semakin tersisih. Opsi peminjaman atau melepas dengan klausul buy-back mungkin bakal dilakukan Inter untuk memberinya pengalaman bermain.

In Memoriam: Giacinto Facchetti

In Memoriam: Giacinto Facchetti