Tuesday, October 18, 2011

Javier Zanetti, Simbol Kesetiaan



Winger Manchester United, Ryan Giggs boleh saja merebut Golden Foot 2011 award melalui voting dari seluruh penggemar sepak bola di seluruh dunia. Namun, kapten Inter Milan, Javier Zanetti pun tak ketinggalan meraih penghargaan yang berikan di Monte Carlo, Monaco, Senin (10/10) lalu. Pemain asal Argentina itu juga diaugerahi Golden Foot award oleh komite organisasi Golden Foot berkat pencapaiannya selama berkarier di lapangan hijau.


Sama halnya dengan Giggs, Zanetti juga memperoleh piagam berupa cetakan kaki dan tanda tangan dari emas. Edisi ke-9 dari Golden Foot memang dimenangkan oleh Giggs, tapi Zanetti bergabung dengan legenda lain di Promenade Champions, Luis Figo (Portugal), Ruud Gullit (Belanda), Rabah Madjer (Aljazair) Abedi Pelé (Ghana), menjadi pemain pertama yang dicalonkan dalam penghargaan ini.


"Javier Zanetti adalah legenda hidup dan seorang juara di lapangan. Lebih dari 1.000 pertandingan dimainkan sebagai pemain profesional, Dia meraih rekor sepanjang masa tampil bersama Internazionale dan terkenal dengan karakternya yang menjunjung tinggi sportivitas," bunyi pernyataan pihak komite organisasi Golden Foot.


Dengan penghargaan Golden Foot tersebut, Zanetti menjadi kelima Argentina yang menerimanya setelah Diego Armando Maradona (2003), Alfredo Di Stefano (2004), Mario Kempes (2007) dan Francisco Varallo (2010).


"Aku sangat senang, bangga dan aku pasti akan datang segera ke Monte Carlo berlibur dengan keluarga untuk menunjukkan kepada anak-anak jejak ayah mereka. Karierku sangat luar biasa, dan aku tidak pernah berpikir dari Banfield aku akan berakhir di Inter. Lebih dari itu, aku mengalahkan semua catatan penting, dan menerima pengakuan penting seperti yang telah kuterima malam ini," ucap Zanetti.


Well, penghargaan tersebut hanya satu dari beberapa torehan yang pernah diraih Zanetti bersama Inter. Hingga kini, total, Zanetti telah tampil tak kurang dari 760 laga bersama Inter sejak 1995. Dia sudah melewati catatan kapten legendaris Inter dan Italia, Giuseppe Bergomi yang memegang 756 penampilan. Rekor tersebut kian menahbiskan Zanetti sebagai salah satu legenda terbesar Inter. Akan tetapi, di mata mantan pelatih Inter, Leonardo, pencapaian tersebut tetap tak mampu menggambarkan seberapa besar arti Zanetti bagi I Nerazzurri.


"Nomor tak bisa menjelaskan seberapa berarti dia bagi Inter dan sepak bola dunia. Ketika saya diminta menuliskan testimoni untuk Zanetti, saya kesulitan menemukan kata-kata tersebut," puji Leo terhadap sepak terjang pemain berjuluk Il Trattore tersebut di lapangan hijau.


"Kapten baru meraih rekor lain, dan seolah hal itu biasa baginya. Bagi sebagian orang, pencapaian itu mungkin luar biasa, namun pada dasarnya itu hanya bagian dari konsekuensi karier yang dibangun dengan kerja keras. Bagaimana kita bisa bicara tentang Kapten tanpa kalimat-kalimat pujian?" pungkas Leo.


Hingga saat ini, Zanetti memang telah menorehkan berbagai prestasi individu bersama Inter. Dia juga masuk ke dalam jajaran lima besar pemain dengan koleksi caps terbanyak di kompetisi Eropa. Yang terbaru, dia baru saja melampaui koleksi Paolo Maldini sebagai kapten tim yang paling banyak tampil di kompetisi Eropa, yakni 78 laga. Selama lebih dari 16 tahun bermukim di Giuseppe Meazza, ayah dari Sol Zanetti dan Ignacio Zanetti ini sudah mengoleksi banyak gelar. Prestasi tertingginya saat dalam satu tahun, yakni 2010, dia mampu membantu Inter merebut lima trofi sekaligus, yakni Scudetto, Coppa Italia, Liga Champions, Supercoppa Italia, dan Piala Dunia Antarklub.




PESTA DI TERRAZZA MARTINI

Dengan berbagai torehan prestasi dan rekor, I Nerazzurri memang pantas memberikan apresiasi lebih kepada Il Capitano. Salah satunya dengan menggelar pesta sederhana di Terrazza Martini, Kamis (28/9). Menariknya, tempat tersebut memiliki nilai historis tinggi bagi Zanetti dan Inter, yakni saat pertama kali dia diperkenalkan kepada publik sebagai pemain baru Inter pada Juni 1995.


Pada pesta itu, sebuah hadiah istimewa juga diberikan oleh Presiden Inter, Massimo Moratti kepada Zanetti. Yakni selembar kopian kontrak pertama Zanetti bersama Inter yang dikemas dalam bingkai perak. Dokumen resmi pertama Zanetti bersama Inter, dengan otorisasi FIGC pada 18 Juli 1995.



Di antara tamu yang hadir dan turut memberi apresiasi terhadap pencapaian pengoleksi 145 caps bersama timnas Argentina ini adalah, dewan direksi Giuseppe Bergomi, teman baiknyaMarco Materazzi, lalu ada Juan Valentin Angelillo, direktur klub saat ini, dan juga mereka yang hadir pada Juli 1995, ketika pemain muda Argentina yang tidak populer ini tiba di Italia: Sandro Mazzola, Luis Suarez, Mario Corso dan Giammaria Visconti di Modrone.


Moratti sendiri berharap Zanetti masih akan terus melanjutkan kariernya untuk jangka waktu yang lama. "Dia masih bisa menciptakan perbedaan, di lapangan, dan sebagai manusia. Dia masa depan Inter. Sebagai direktur? Bukan, tapi sebagai pemain, karena dia masih akan bermain lama di sini. Jika kalian bertanya kepada saya, dia lah pemain terbaik di lapangan. Di usia 38 tahun, dia mampu menunjukkan sebagai pemain hebat, bahkan pemain penting bagi klub manapun."


Gayung bersambut, usia yang kian menua ternyata tak menghalangi ambisi Zanetti untuk terus bermain. Dia menegaskan masih ingin terus bermain setidaknya hingga dua musim mendatang, atau sampai melewati umur 40 tahun. Kontrak pemain berusia 38 tahun itu bersama Inter akan habis pada 2013 nanti. Namun Zanetti masih belum berpikir untuk pensiun.


Saking cintanya dengan Inter, Zanetti tidak menuntut gaji yang besar. Asalkan bisa terus bermain, Zanetti menyerahkan sepenuhnya kepada Moratti untuk memutuskan besar gaji yang akan diterimanya. "Akan sangat menyenangkan jika aku tetap di Inter. Jika kakiku tidak mengganggu, aku akan senang memperpanjang kontrak selama 12 bulan lagi. Aku akan meneken kertas kontrak kosong dan presiden Massimo Moratti bisa mengisi sendiri jumlah gajinya," tutur pemain yang mulai menyandang ban kapten Inter sejak 29 Agustus 1999 ini.


Membicarakan perjalanan karier Zanetti di lapangan hijau memang tak akan ada habisnya. Figur suami setia bagi Paula ini pun bukan sekadar sosok yang luar biasa saat di lapangan, di luar lapangan kepribadiannya pun laik dijadikan panutan. Pada Juni lalu, dia juga pernah mendapat penghargaan Ambrogino d'Oro atau olahragawan berkepribadian terbaik karena dianggap sebagai pribadi yang luar biasa, dari negara asalnya Argentina. Dia menerima penghargaan tersebut di Golden Hall di Buenos Aires, 13 Juni 2011 lalu.
“Kapten Javier Zanetti mendapat penghargaan dalam upacara yang dihadiri oleh semua anggota keluarganya, teman-temannya, dan anak-anak yang tergabung dalam Pupi Foundation,” demikian bunyi pernyataan situs resmi Inter.


Sebagai pebola, Zanetti memang memiliki kesadaran sosial tinggi. Menanggapi krisis ekonomi Argentina pada 2001 yang membuat jutaan orang jatuh dalam jurang kemiskinan, Zanetti bersama istrinya membentuk yayasan Pupi (Fundación PUPI). Yayasan tersebut didirikan di Argentina untuk membantu anak-anak miskin. Organisasi ini memberi anak-anak kesempatan pendidikan serta mengurus kebutuhan gizi mereka.


Well, dengan segala langkah yang ditempuh Zanetti baik di dalam maupun luar lapangan itu, predikat idola dan legenda memang pantas disandangnya. Kariernya mungkin tak akan bertahan lama lagi. Namun, namanya akan tetap abadi dalam buku sejarah La Beneamata. (@IrawanCobain)


Rekor Penampilan di Inter (sampai laga vs Novara):
1. Javier Zanetti (757/1995-sekarang)
2. Giuseppe Bergomi (756/1980-1999)
3. Giacinto Facchetti (634/1960-1978)
4. Sandro Mazzola (565/1960-1977)
5. Giuseppe Baresi (559/1976-1992)

27 Agustus 1995
Debut. Pertama kali Javier Zanetti mengenakan kostum Hitam-Biru, dan langsung merasakan rumput Giuseppe Meazza.


6 Mei 1998
Trofi pertama yang diraih Javier Zanetti bersama Internazionale, Piala UEFA 1997-98 di Paris, Prancis.


Scudetto 2008-09
Javier Zanetti, Sol (anak pertama), Ignacio (anak kedua), dan Paula (istri) merayakan gelar Scudetto ke-17 Inter.


22 Mei 2010
Javier Zanetti meneteskan air mata saat merayakan gelar juara Liga Champions usai mengalahkan Bayern Muenchen di final.


Berikut testimoni dari beberapa pelatih yang pernah bekerja sama dengan Zanetti:
"Saya senang berkesempatan untuk memberi selamat kepada Javier atas rekornya itu, melampaui penampilanya Giuseppe Bergomi di Inter. Dan saya beruntung bisa bekerja sama dengan dua legenda Nerazzurri itu." Roy Hodgson (1995-97, 1999)


"Hari ini kami merayakan bersamamu rekor yang telah kau pecahkan di Inter lebih dari pemain lain. Dan saya bisa katan jujur bagi saya kamu adalah fenomena sebenarnya di dunia sepakbola.Kapten di dalam dan luar lapangan. Kamu masih muda namun kamu mengikuti contoh yang benar; Kamu masih muda namun kamu adalah orang bersahaja dan tak pernah menyerah serta selalu mau belajar. Lalu kamu menjadi pesepakbola yang lebih baik; Menjadi seorang pria, suami, ayah; menjadi simbol tim, dan bukan hanya tim saja." Luigi Simoni (1997-98)


"Javier Zanetti adalah salah satu pesepakbola profesional yang pernah saya latih. Dia sangat berdedikasi, jujur, pekerja keras dan seorang yang bertanggung jawab. Profesional dalam melayani tim dan saya tidak berbicara mengenai dia sebagai pemain namun sebagai seorang profesional dalam sebuah grup." Hector Cuper (2001-03)


"Saya berkesempatan untuk menghadap Pupi sebagai pemain dan dia sangat membuat saya terkesan, walaupun masih muda dan seorang pemain asing, dia bermain dengan intesitas dan kualitas. Lalu saya sangat beruntung bisa melatihnya di Inter dan tanpa ragu saya katakan setiap pelatih di dunia pasti sangat ingin mempunyai pemain seperti dia, karena profesionalismenya dan kualitas yang dia tunjukkan di lapangan dan karena ia bisa bermain di setiap posisi kecuali kiper." Roberto Mancini (2004-08)


"Bagi saya Zanetti mewakili sebuah kebahagiaan dalam hidup, kebahagiaan menjadikan sepakbola sebagai pekerjaan dalam hidup saya. Dia awalah senyuman, semangat hidup, semangat berlatih, pembangkit semangat untuk semua orang yang bekerja dengannya. Dari itu semua dan jalan panjangnya sebagai pebola. Momen yang paling membahagiakan adalah saat kita berpelukan di tengah Santiago Bernabeu. Itu tidak akan jadi yang terakhir namun itu adalah yang paling berkesan selama dua tahun kebersamaan kita. Mungkin suatu hari bakal ada yang memecahkan rekor Zanetti, namun hanya ada satu Zanetti." Jose Mourinho (2008-10)


"Selamat, Pupi! Kapten telah membuat rekor baru lagi, yang membuat itu seperti terlihat biasa saja. Bagi orang lain itu akan jadi sesuatu yang luar biasa. Tapi dalam hal ini, ini jadi konsekuensi normal dari karier yang telah dia bangun dengan kerja keras. Bagaimana kau bisa membicarakan seorang kapten tanpa menyalutinya? Dan sekali lagi angka-angka ini tidak bisa menjelaskan apa yang telah dia persembahkan untuk Inter dan dunia sepak bola." Leonardo (2010-11)


No comments:

Post a Comment

In Memoriam: Giacinto Facchetti

In Memoriam: Giacinto Facchetti