KEDATANGAN Diego Milito diyakini akan membawa perubahan positif di tubuh Inter Milan. Namun kehadiran Thiago Motta tak kalah penting bagi I Nerazzurri. Gelandang asal Brasil itu bisa menjadi solusi terbaik untuk pola yang dipersiapkan pelatih Jose Mourinho untuk musim depan.
Untuk Milito, sang allenatore berencana memadukannya dengan Zlatan Ibrahimovic sebagai penggedor utama di lini depan. Sementara, Mourinho akan memproyeksikan Motta sebagai jangkar di lini tengah, menemani Esteban Cambiasso serta sang kapten, Javier Zanetti.
Sebagai gelandang bertahan, kualitas Motta memang tak perlu diragukan. Namun, apakah Motta akan dengan mudah mampu menggantikan peran Cambiasso ataupun Zanetti sebagai penyeimbang di lini tengah Inter? Toh, sejauh ini Inter justru lebih dipusingkan dengan ketidakhadiran sosok gelandang kreatif yang mampu mengalirkan bola dari lini tengah ke depan.
Menjawab keraguan itu, selama ini Inter memang hanya bergantung pada Cambiasso sebagai gelandang bertahan murni. Jika Cambiasso tidak bisa bermain, Inter lebih sering memainkan Zanetti, Cristian Chivu ataupun Sulley Muntari sebagai pelapis. Namun, ketiganya kurang bisa tampil maksimal di posisi yang cukup vital itu. Zanetti dan Muntari memiliki naluri serang yang cukup tinggi sebagai gelandang bertahan. Sedangkan, Chivu justru memiliki posisi asli sebagai bek.
Hadirnya Motta pun menjadi solusi terbaik untuk menopang kerja para defender Inter. Motta dikenal sebagai pemain yang tidak kenal kompromi dalam menahan pergerakkan lawan. Satu musim bermain bersama Genoa, Motta mengoleksi sembilan kartu kuning, serta satu kartu merah, dari 71 pelanggaran yang dilakukannya.
“Aku ingin memenangi Liga Champions. Karena itulah aku memilih pergi dari Genoa dan ingin mencapainya bersama Inter,” papar Motta kepada La Gazzetta dello Sport.
Dengan tugas sebagai tembok terakhir di lini tengah Inter, Motta akan meringankan tugas Cambiasso. Atau bahkan peran yang diemban Cambiasso pada musim lalu bakal diambil alih oleh Motta mulai musim depan. Ini akan memungkinkan Cambiasso bermain lebih maju guna mendukung lini depan Inter bersama Zanetti, Dejan Stankovic, ataupun Muntari.
MEMADUKAN MOTTA DAN CAMBIASSO
Dengan kedatangan Milito, Mourinho akan kembali memprioritaskan formasi 4-4-2 yang digunakannya hampir sepanjang musim lalu. Namun, bukan tidak mungkin formasi alternatif 4-3-1-2 juga akan dicobanya. Semua bergantung pada aktivitas Inter di bursa transfer kali ini.
Mourinho sempat mengakui ingin mengembalikan peran playmaker di tubuh Inter. Gelandang asal Portugal, Deco menjadi pemain yang diyakini bakal hadir sebagai jawabannya. Jika demikian, pola 4-3-1-2 dirasa lebih cocok dengan kehadiran sosok trequartista di lini tengah. Peran satu gelandang di belakang dua striker akan menjadi tempat yang ideal bagi Deco.
Untuk tiga gelandang di belakangnya, Mourinho masih harus mempertimbangkan beberapa kemungkinan, tergantung pada kebutuhan tim. Satu tempat kemungkinan besar masih akan menjadi milik Zanetti. Meski telah menua, kualitas Zanetti masih sangat dibutuhkan tim. Sementara, dua tempat tersisa akan diperebutkan antara, Cambiasso, Muntari, Stankovic, hingga Motta.
Jika Mourinho ingin memainkan strategi menyerang, komposisi Zanetti, Cambiasso, dan Stankovic mungkin lebih tepat. Namun, jika yang ditekankan strategi bertahan, Motta menjadi pilihan yang cocok. Bahkan, bukan tidak mungkin juga Motta akan dipasang berbarengan dengan Cambiasso untuk menemani Zanetti.
Kalau demikian, beberapa pemain, termasuk Muntari, harus merelakan posisinya di tim utama tersingkir mulai musim depan. (Irawan)
No comments:
Post a Comment