LOYALITAS Zlatan Ibrahimovic bersama Inter Milan mulai digoyang. Barcelona menjanjikan prestasi lebih bagi Ibra dari sekadar juara Serie-A bersama I Nerazzurri. Iming-iming merengkuh trofi Liga Champions dijadikan senjata ampuh El Barca untuk merayunya Ibra keluar dari Giuseppe Meazza.
Kegagalan berprestasi di Liga Champions nampaknya sangat mempengaruhi mood bermain Ibra. Tak heran jika dia mulai menunjukkan gelagat bakal pergi dan mencoba peruntungan di klub yang menjanjikan prestasi lebih tinggi.
Sukses meraih tiga gelar scudetto masih belum membuatnya puas. Ambisi menaklukkan Eropa mulai mengantarnya menuju persimpangan antara ambisi dan kesetiaan.
Kondisi ini bukan pertama kalinya bagi pemain yang akrab dengan julukan Ibracadabra itu. Saat masih bermain untuk Juventus, Ibra juga sempat dianggap mengkhianati kesetiaan yang sempat dibangun. Dua musim, I Bianconeri menjadikannya bintang, tapi Ibra justru nyelonong pergi di saat timnya terpuruk dalam skandal calciopoli.
Inter harus siap menerima kenyataan jika Ibra kembali bermuka dua. Gelagat ke arah sana pun mulai muncul. “Aku memiliki kontrak bersama Inter, dan aku bahagia di sini. Tapi, di saat bersamaan, aku juga ingin mencoba sesuatu yang baru, apalagi aku telah berada di Italia selama lima tahun. Aku telah memenangkan berbagai gelar dan banyak belajar di Italia. Tapi, ada saatnya dalam hidup ini ketika kita ingin merasakan tantangan baru,” jelas Ibra.
Sebelumnya, Ibra sempat diberitakan tengah dekat dengan Real Madrid. Namun, belakangan
Namun, keseriusan El Barca diyakni bakal terkendala tuntutan gaji Ibra yang cukup tinggi. Pasalnya, permintaan kenaikkan gaji sebesar 7,5 juta euro atau Rp104,5 miliar dari Eto’o saja enggan dikabulkan
TAK TERGANTIKAN
Meski begitu, semakin kencangnya rumor Ibra ingin hengkang membuat Inter mulai kelimpungan. Pasalnya, Ibra memang telah menjelma menjadi protagonista utama di tubuh La Beneamata di tiga musim terakhir ini. Kemampuannya mengobrak-abrik pertahanan lawan kerap menjadi pemecah kebuntuan timnya di saat-saat krisis.
“Dia (Ibrahimovic) telah memberikan segalanya untuk klub ini, begitu juga sebaliknya. Saya tak perlu berbicara banyak tentang dia. Dan yang pasti, saya tak bisa membayangkan masa depan klub ini tanpanya,” papar Presiden Inter, Massimo Moratti.
Kehilangan sosok yang berpengaruh besar seperti Ibra membuat perombakan taktik harus dilakukan pelatih Jose Mourinho. Peran yang diemban Ibra sebagai fantasista juga belum dimiliki striker Inter lainnya.
Hadirnya Diego Milito mungkin menjadi salah satu opsi terbaik Inter. Tak ada yang meragukan kualitas produktivitas bomber yang didatangkan dari Genoa itu dengan koleksi 24 golnya sepanjang musim. Namun, gaya bermain yang lebih kental sebagai finisher membuat Inter sedikit sulit mengharapkan pemain yang dihargai 16 juta euro (sekitar Rp 226 miliar) ini sebagai pengganti Ibra. Begitu pula halnya dengan Eto’o yang mungkin ditakur dengan Ibra. Gaya bermainnya lebih mirip dengan Milito.
Namun terlepas dari siapapun pemain yang diincar Mourinho, beberapa pihak meyakini masa depan Inter akan suram tanpa kehadiran Ibracadabra. Bahkan, hilangnya Ibra juga disinyalir kian meruntuhkan kualitas Serie-A sebagai salah satu kompetisi terbaik di Eropa. (Irawan
No comments:
Post a Comment