ARRIVEDERCI Luis Figo! Sambutan meriah mengiringi laga perpisahan gelandang serang Inter Milan asal Portugal itu, di Giuseppe Meazza. Kepergian Figo berarti Inter bakal kehilangan kreator serangan di lini tengahnya. Hal itu pula yang membuat Jose Mourinho mulai memburu figur trequartista anyar pengganti Figo.
Meski berposisi asli sebagai winger, Inter memang kerap memainkan Figo di belakang dua striker. Peran itu sudah diembannya sejak era kepelatihan Roberto Mancini hingga Mourinho. Dengan raihan empat gelar scudetto, tak pelak Figo berhak dinobatkan sebagai playmaker terbaik milik Inter.
Lebih dari satu dekade Inter gagal menemukan sosok playmaker dengan kualitas mumpuni. Beberapa nama seperti Clarence Seedorf, Vladimir Jugovic, Emre Belozoglu, Juan Sebastian Veron, hingga Luis Jimenez gagal memenuhi harapan Inter. Kebutuhan Inter sempat terjawab saat Figo didatangkan dari Real Madrid pada 2005 lalu. Namun, dengan posisi asli sebagai winger, Figo membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan posisi baru yang dituntut pelatih. Apalagi saat datang, usia Figo sudah tak muda lagi, 32 tahun.
Sejak ditangani Mourinho di musim 2008-09, beberapa opsi trequartista sempat dicoba. Selain Figo, Dejan Stankovic menjadi pemain tersering ditempatkan di posisi tersebut. Namun, peran itu gagal dimainkan secara sempurna oleh gelandang asal Serbia itu. Gaya bermain Stankovic lebih kental sebagai petarung dibanding sebagai fantasista.
“Saya merindukan pemain kreatif bernomor punggung 10 (playmaker) di tim ini,” ucap Mourinho. “Saya lelah melihat para gelandang kami hanya bekerja keras dan minim kreativitas. Karena itu, untuk membuat skuad Inter lebih kompetitif, kami membutuhkan suntikan pemain baru.”
Setelah mendapatkan Diego Milito serta Thiago Motta dari
KEMATANGAN ATAU POTENSI
Beberapa nama seperti Deco (Chelsea), Honorato Campos Ederson (Olympique Lyonnais), Wesley Sneijder (Real Madrid), serta Elano Blumer (Manchester City), telah masuk ke dalam daftar buruannya. Namun, hanya Deco dan Ederson yang peluangnya paling besar untuk bergabung ke Giuseppe Meazza.
Deco menjadi pilihan utama berkat pengalaman serta kematangan bermainnya di Liga Champions. Apalagi, hubungan gelandang asal Portugal itu dengan Mourinho cukup dekat, karena keduanya sempat bahu membahu memberikan trofi Liga Champions bagi FC Porto, pada 2003-04 lalu. Sang allenatore sendiri mengaku sangat tertarik untuk bekerjasama kembali dengan eks anak buahnya itu.
“Saya sangat senang jika bisa kembali bersama-sama Deco dalam satu klub,” papar pelatih berjuluk Lo Speciale itu kepada Lusa. “Kami memiliki kenangan indah bersama di Porto. Dan, jika memungkinkan dia datang ke Inter, saya akan sangat antusias.”
Yang menjadi pertimbangan Inter mungkin hanya usia Deco yang tak lagi muda (31 tahun). Pasalnya, sejak musim lalu, Mourinho sempat berjanji ingin mengoptimalkan skuad muda di timnya. Untuk itu, figur Ederson mungkin paling tepat di usianya yang baru menginjak 23 tahun. (Irawan)
No comments:
Post a Comment