Tuesday, June 14, 2011

SAMPDORIA: Hujan Tangis di Luigi Ferraris

Bukan hanya kiprah sembilan tahun di Serie-A yang terhenti, Il Blucerchiati juga terancam eksodus pemain.


Di sela-sela tulisan tentang Inter Milan, sedikit saya sisipkan kisah tragis salah satu klub besar di Italia, Sampdoria. Kenapa saya menggolongkan Il Samp sebagai salah satu klub besar? Prestasi berkata demikian. Satu gelar Scudetti, 4 Coppa Italia, 1 Winner Cup, serta sekali menjadi runner-up Piala Champions sudah cukup membuat Sampdoria laik disejajarkan dengan klub-klub besar di Negeri Pizza. Namun, kini Il Blucerchiati harus merasakana kenyataan pahit. Turun kasta ke Serie-B!

Raut kesedihan hadir di Stadion Luigi Ferraris sesaat setelah wasit Paolo Mazzoleni meniupkan peluit panjang. Seluruh skuad Sampdoria tertunduk lesu menyambut kekalahan 1-2 dari Palermo. Bahkan, Il Capitano, Angelo Palombo pun tak mampu menahan isak tangis di hadapan seluruh tifosi Il Blucerchiati. Kekalahan dari Palermo resmi mengakhiri perjalanan Sampdoria selama sembilan tahun di kancah Serie-A. Musim depan, mereka turun kasta ke Serie-B.

Keterpurukan Sampdoria kali ini antiklimaks dari pencapaian apik musim lalu. Pada musim 2009-10 mereka mampu finis di urutan keempat klasemen dan berhak merebut satu tiket ke babak kualifikasi Liga Champions. Hasil buruk ini wajib membuat petinggi Sampdoria melakukan evaluasi. Pasalnya, musim ini mereka melakukan sejumlah blunder besar.

Diawali dengan kepergian sang allenatore, Luigi Del Neri ke Juventus. Sampdoria ibarat kapal yang kehilangan nakhoda. Domenico Di Carlo yang masuk menggantikan Del Neri gagal menjaga keharmonisan tim. Puncaknya, perseteruan Antonio Cassano dengan presiden klub, Riccardo Garrone yang berakhir dengan kepindahan sang pemain ke AC Milan.

Tak berselang lama, striker Giampaolo Pazzini menyusul Cassano keluar dari Luigi Ferraris dan pindah ke Inter Milan. Kepergian Del Neri, Cassano, dan Pazzini menjadi serangkaian blunder Sampdoria. Dampaknya sepanjang 2011 Sampodoria hanya mampu meraih tiga kemenangan dari 21 laga. Masuknya Alberto Cavasin sebagai pengganti Di Carlo pun tak banyak membantu. Kini, Garrone pun harus memikul tanggung jawab penuh atas kebijakan-kebijakan yang justru mengantarkan Sampdoria ke jurang degradasi.

“Ini momen yang menyedihkan, dan tak pantas dirasakan para tifosi. Serangkaian kesalahan kami lakukan dan hal itu harus dievaluasi. Kami bertanggung jawab penuh, tapi juga menegaskan komitmen terhadap Sampdoria. Sekarang saatnya membersihkan ‘rumah’ dan membangun kembali kekuatan tim agar secepatnya bisa kembali ke Serie-A,” sesal putra Presiden Sampdoria, Edoardo Garrone.

MEMBUKA LEMBARAN BARU

Sebagai pemimpin klub, Riccardo Garrone jelas memikul tanggung jawab moral untuk membawa kembali Sampdoria ke Serie-A. “Saya melihat sebuah spanduk yang dibentangkan tifosi, meminta kami mengembalikan kejayaan Sampdoria. Dan itu menjadi janji kita. Saya sangat menghargai apresiasi dan sikap positif yang ditunjukkan fans hari ini. Karena itu, mereka tak pantas menerima kekecewaan ini,” tegas Garrone sembari berjanji akan membawa timnya promosi ke Serie-A secepatnya.

Kendati berjanji bakal secepat mungkin membawa Sampdoria kembali ke Serie-A, agaknya Garrone tak mampu menghindari efek dari penurunan kasta ke Serie-B. Salah satunya adalah ancaman bakal terjadinya eksodus besar-besaran di tubuh I Bluccerchiati.

Sejumlah pemain berpotensi besar meninggalkan Sampdoria. Meski tak terdapat nama besar lagi di Luigi Ferraris, beberapa pemain terbilang masih laik tampil di Serie-A ataupun kompetisi level atas Eropa lain. Sebagai langganan timnas Italia, Angelo Palombo dan gelandang muda, Andrea Poli pun harus berpikir dua kali untuk setia berbaju Sampdoria jika tak mau peluang berlaga di Euro 2012 hilang.

Akan tetapi, ancaman eksodus para pemain utama itu tak lantas membuat skuad Sampdoria bakal melemah di Serie-B musim depan. Hal serupa pernah terjadi pada 1998-99 lalu di mana mereka kehilangan Vincenco Montella ketika terdegradasi ke Serie-B. Sampdoria justru menemukan pahlawan baru, Francesco Flachi.

Pengalaman 11 tahun silam bisa saja kembali dirasakan Il Samp. Pemain seperti Nicola Pozzi, ataupun youngster asal Spanyol, Pedro bisa dioptimalkan untuk menjadi pahlawan baru. Tentu dengan syarat, petinggi Sampdoria bisa memanfaatkan Serie-B sebagai kawah candradimuka para pemain muda mereka. / @IrawanCobain


Prediksi pemain Sampdoria yang bakal keluar:

Lini belakang
Reto Ziegler
Gianluca Curci

Lini tengah
Andrea Poli
Angelo Palombo
Stefano Guberti
Franco Semioli
Daniele Mannini

Lini depan
Jonathan Biabiany
Massimo Maccarone

No comments:

Post a Comment

In Memoriam: Giacinto Facchetti

In Memoriam: Giacinto Facchetti