Thursday, September 15, 2011

Diego Forlan Tersandung Pasal 18

Harapan bermain di kancah Liga Champions bersama Inter harus tertunda. Aturan UEFA melarangnya tampil sepanjang fase grup.

Ketika Diego Forlan mendarat di Appiano Gentile, optimisme Inter Milan kembali meninggi. Rasa rindu terhadap Samuel Eto’o yang cabut ke Anzhi Makhachkala perlahan memudar. Kehadiran Forlan dianggap sebagai jaminan kembalinya mentalitas juara yang sempat hilang pada musim lalu. Jejeran prestasi mengilap menjadi alasan.

Secara prestasi, Forlan memang belum semengilap Eto’o. Namun, dalam hal produktivitas, Forlan tak kalah. Masa depan Inter kini tak lagi bersama Eto’o. Forlan pun tidak dihadirkan sebagai pengganti striker asal Kamerun itu, meski banyak pihak yang masih membandingkan keduanya."Komparasi dengan Eto’o? Bukan masalah buatku. Eto’o pemain hebat, tapi kehidupan harus terus berlanjut," tegas Forlan

Forlan benar. Inter harus melupakan euforia masa lalu demi menatap target ke depan. Jika bersama Atletico Madrid Forlan bisa meraih gelar Europa League serta Piala Super Eropa, bukan tidak mungkin prestasi lebih tinggi bisa dicapainya di Inter.

Versatilitas sang bomber dibutuhkan dalam skema racikan allenatore Gian Piero Gasperini. Kendati usia sudah 32 tahun, karakter juara yang dimiliki Forlan masih dibutuhkan I Nerazzurri. "Forlan seorang pemain juara yang dibutuhkan fans. Saya sendiri tetap optimistis beberapa waktu lalu, dan sekarang setelah skuad lengkap, saya jauh lebih optimistis," ungkap sang presiden, Massimo Moratti.

Sayang, kegembiraan menyusul kedatangan Forlan terusik kabar buruk dari otoritas tertinggi sepak bola Eropa, UEFA. Forlan yang diharap memberi kontribusi maksimal justru tak diperbolehkan tampil di Liga Champions. Menurut regulasi UEFA, Forlan berstatus cup-tied untuk fase grup Liga Champions. Alasannya, dia sudah pernah membela Atletico pada leg 1 babak penyisihan ketiga Europa League, menghadapi klub Norwegia, Strømsgodset.

Itulah satu-satunya caps Forlan bersama Los Rojiblancos di kancah Eropa musim ini. Saat tiket ke putaran final Europa League berhasil direbut denganmengandaskan Vitoria Guimaraes, Forlan memilih mangkir demi menjaga asa bermain di Liga Champions bersama Inter. Namun regulasi sudah cukup jelas, satu caps di babak penyisihan ketiga sudah cukup “mengharamkan” Forlan tampil di fase grup Liga Champions musim ini.

“Sesuai aturan, pemain tidak boleh bermain di kompetisi antarklub Eropa (Liga Champions dan Europa League, bukan Piala Super Eropa) bersama dua klub dalam satu musim. Kecuali, pemain yang merumput di babak pertama, kedua, dan ketiga kualifikasi Liga Champions atau Europa League, bebas membela klub lain di fase grup asalkan bekas klubnya tidak maju ke fase grup Liga Champions atau Europa League.” Demikian bunyi Regulasi UEFA, Pasal 18.

Ironisnya, kubu Inter sempat tak menyadarinya. Mereka sempat memasukkan nama Forlan ke dalam daftar 25 pemain untuk fase grup, meski kembali mencoretnya setelah mendapat teguran dari UEFA. Kenyataan yang sangat disesali kubu I Nerazzurri. “Kami juga terkejut mengetahui situasi ini. Pasalnya, kami mengasumsikan Forlan boleh bermain di Liga Champions,” sesal Gasperini.

Para pemain banyak yang tidak berada di klub dan hanya membaca dari media tentang kabar itu (Forlan). Kami belum mendengar dari siapapun di Inter , jadi kami mencari informasi dari media,” sebut bek Inter, Andrea Ranocchia menambahkan.

MAKSIMAL DI DALAM NEGERI

Nasi sudah menjadi bubur. Kini Inter tak bisa terus meratapi kegagalan menyertakan Forlan di fase grup Liga Champions. Kesempatan masih ada. Saat pendaftaran kembali dibuka Februari 2012, Forlan sudah bisa dimainkan. Inter berhak memasukkan nama Forlan di dalam tiga pemain pengganti yang disahkan UEFA. Namun dengan satu syarat, mereka mampu melaju ke babak 16-besar (babak knock-out).

"Meski pernah bermain di kompetisi antarklub UEFA pada musim yang sama, pemain masih bisa didaftarkan. Asal pemain tersebut tidak bermain: 1) di kompetisi yang sama bersama klub lain, atau 2) untuk klub lain pada saat bersamaan dalam kompetisi yang sama. Dengan kata lain, jika klub baru si pemain tampil di Europa League, maka bekas klubnya tidak juga tampil di Europa League pada musim yang sama,” bunyi Pasal 18 (paragraf 18.18 dan 18.19) Reguliasi UEFA.

Tidak tampilnya Forlan di fase grup Liga Champions bisa menjadi hal positif bagi Inter. Tenaga Forlan bisa dikerahkan 100 persen untuk kompetisi domestik seperti Serie-A dan Coppa Italia. Sementara untuk Liga Champions, Inter masih bisa mengandalkan Diego Milito, Giampaolo Pazzini, serta Mauro Zarate. Tampil di tiga ajang sekaligus, membuat Inter harus pintar melakukan rotasi agar tak terkendala kebugaran.

“Kami juga kaget dengan kenyataan itu. Kami pikir dia masih bisa bermain di fase grup Liga Champions. Forlan sangat marah, karena dia sangat ingin bermain di kompetisi paling prestisius. Tapi, kemarahannya akan ditransformasi menjadi performa hebat di Serie-A, sambil menunggu untuk tampil di fase knock-out,” kata agen Forlan, Daniel Bolotnikoff.

Selain Forlan, penggawa anyar lain, Andrea Poli juga bisa dioptimalkan di kancah Serie-A dan Coppa Italia. Bersama Ivan Cordoba, eks gelandang Sampdoria itu tidak dimasukkan ke dalam daftar 25 pemain untuk fase grup. Hasil mengecewakan pada laga-laga awal tentu menjadi pelecut moral Forlan cs untuk memperbaiki performa Inter. Kekalahan dari Palermo dan Trabzonspor di laga pembuka Serie-A dan Liga Champions siap ditransformasi menjadi akhir yang positif, yakni kemennagan. @IrawanCobain

No comments:

Post a Comment

In Memoriam: Giacinto Facchetti

In Memoriam: Giacinto Facchetti