Faktor cedera memang kerap menjadi hantu yang menakutkan bagi klub manapun, tak terkecuali untuk jawara Serie-A, Inter Milan. Namun, seharusnya masalah itu tidak berlaku lagi untuk saat ini. Maklum, Presiden Massimo Moratti memang mulai memanjakan allenatore Jose Mourinho dengan melengkapi skuad yang diinginkannya.
Berbeda ketika Inter masih diasuh oleh Roberto Mancini, I Nerazzurri kerap blingsatan saat beberapa pemain intinya secara bersamaan harus naik ke meja perawatan. Skuad pelapis yang dimiliki Mancini ketika itu tidak sekuat yang dimiliki Mourinho saat ini.
Kini, Lo Speciale tak perlu pusing ketika beberapa andalannya seperti Diego Milito, Thiago Motta, ataupun Lucio terpaksa tumbang satu per satu karena dihantam cedera. Pasalnya, skuad pelapis yang dimilikinya memiki kualitas yang tidak berbeda jauh dengan pemain inti. “Kami memiliki skuad yang cukup lengkap untuk mengarungi ketatnya persaingan di musim ini,” kata Mourinho.
Yang terkini, Milito mengalami cedera otot kaki kanannya saat menghadapi Udinese, (3/10) lalu hingga diprediksi harus absen selama dua bulan. Dari segi kontribusi terhadap tim, kehilangan striker asal Argentina itu jelas menjadi pukulan telak bagi Inter. Sejauh ini, El Principe masih menjadi pemain tersubur Inter dengan menghasilkan lima gol dari tujuh partai di Serie-A. Dia menjadi pemain tersering yang mendapat nilai terbaik per partainya, yakni tiga kali saat melawan Bari (23/8), AC Milan (29/8), serta Cagliari (20/9).
Pun dengan dua pemain baru lainnya yang kini juga tengah ditimpa masalah cedera, Motta dan Lucio. Keduanya mulai menjadi figur sentral di skuad Mourinho musim ini. Lucio selalu menjadi pilar utama di lini belakang selama tujuh laga Serie-A. Sayang saat melawan Udinese dia terpaksa ditarik keluar karena mengalami masalah dengan kaki kirinya. Setaraf dengan Motta yang selalu dimainkan Mourinho di tiga laga awal, sebelum akhirnya harus menepi selama sebulan karena cedera.
POTENSI MENEMBUS TIM INTI
Kini Mourinho tak perlu pusing lagi dengan masalah cedera. Untuk lini depan, striker belia, Mario Balotelli sudah semakin matang dan siap menembus skuad utama. Hal itu dibuktikan saat menjadi pemain paling menonjol, meski Inter kalah 0-1 dari Sampdoria di giornata ke enam (27/9).
Striker Samuel Eto’o tak segan mengakui potensi yang dimiliki Balotelli. “Aku selalu memberikan nasihat kepadanya. Semua orang tahu kualitas yang dimilikinya. Dengan usianya saat ini, dia memiliki potensi menjadi yang terbaik,” sanjung Eto’o.
Selain Balotelli, pemain seperti David Suazo juga bisa diandalkan saat Inter mengalami kebuntuan. Pun dengan rekrutan anyar, Marko Arnautovic yang siap menunjukkan tajinya disaat pulih dari cedera.
Di lini tengah, Inter memiliki skuad yang bisa dibilang cukup besar. Hampir semua stok pemain di lini ini memiliki kualitas merata. Mourinho tak perlu was-was saat Motta absen. Pasalnya, langganan skuad utama seperti Esteban Cambiasso, Wesley Sneijder, Dejan Stankovic, serta Il Capitano Javier Zanetti, bisa saling mengisi dengan skuad pelapis seperti Patrick Vieira dan Sulley Muntari. Bahkan, pemain yang jarang mendapat kesempatan seperti Ricardo Quaresma ataupun Amantino Mancini pun siap unjuk gigi saat diberi kesempatan.
Di sektor belakang, kehilangan Lucio justru memberi berkah bagi pemain yang tersingkir dari skuad utama seperti Ivan Cordoba dan Marco Materazzi. Di posisi bek sayap, ada pemain belia, Davide Santon yang penampilannya kian menanjak dua musim terakhir. Bahkan, pelatih timnas Italia, Marcello Lippi pun mulai mempercayainya masuk ke dalam skuad bayangan menuju Piala Dunia 2010. Santon bisa diproyeksikan menutup lubang yang ditinggal Maicon, Cristian Chivu ataupun Zanetti.
Salah satu titik lemah Inter ada di posisi penjaga gawang. Deputi Julio Cesar di bawah mistar gawang Inter, Francesco Toldo sudah semakin menurun penampilannya. Apalagi dengan usia yang tidak muda lagi, (36 tahun), Toldo pun mulai memikirkan masa-masa akhir kariernya. Sementara kiper lain seperti Paolo Orlandoni kualitasnya cukup jauh di bawah kedua pemain utama Inter.
Namun, kondisi itu tidak lantas melemahkan skuad yang dimiliki Mourinho. Secara materi tim, Moratti memang layak membebankan target juara Liga Champions kepada Inter di musim ini.
Mario Balotelli
Suksesor Il Jardinero
Sejak musim 2003-04, Inter Milan memiliki figur supersub pada diri Julio Cruz. Striker asal Argentina itu menjadi spesialis pemain pengganti yang mampu membawa pengaruh besar terhadap permainan Inter. Dari kepala maupun kakinya pula terkadang lahir gol-gol penentu kemenangan timnya.
Kini, I Nerazzurri sudah melupakan sosok berjuluk Il Jardinero itu. Kejayaan Cruz bersama Inter telah berakhir. Kini, striker berusia 34 tahun itu telah berlabuh di klub asal Ibukota Italia, Lazio. Namun, kehilangan Cruz tak lantas membuat Inter kehilangan figur supersub. Kini, muncul talenta muda berbakat yang siap meneruskan pekerjaan Cruz di Giuseppe Meazza. Dialah Mario Balotelli.
Sejak muncul di musim 2007-08, Balotelli langsung menjadi buah bibir di Italia. Balotelli berkembang menjadi striker tangguh, gesit, dan tajam. Bahkan, di musim keduanya bersama ti senior, pelatih Jose Mourinho langsung memercayainya berduet dengan Zlatan Ibrahimovic. Hasilnya, tak sia-sia, striker berjuluk Super Mario itu mampu menghasilkan 10 gol dari 31 penampilannya di seluruh ajang.
Kini, status Balotelli tak lagi pemain inti. Meski Ibrahimovic telah hengkang ke Barcelona, kehadiran Diego Milito dan Samuel Eto’o membuat striker keturunan Ghana itu harus rela berperan sebagai pengganti. Namun, hal itu tak lantas membuat Balotelli patah arang. Justru dari peran barunya itu Balotelli diyakini mampu semakin belajar banyak untuk menjadi seorang bintang.
“Dalam beberapa bulan, dia bisa menjadi pemain yang istimewa bagi klub maupun fans,” puji Mourinho.