
Putusan Inter Milan untuk menunjuk Claudio Ranieri sebagai pelatih tampaknya tepat. Perlahan-lahan, performa I Nerazurri mulai stabil. Kemenangan demi kemenangan semakin sering diraih.
Ranieri bahkan berani sesumbar dengan mengatakan Inter masih menjadi favorit peraih titel juara. “Jika harus bertaruh satu euro untuk scudetto, saya akan menempatkan uang saya ke Inter. Mereka tetap tim favorit saya,” kata pelatih berjuluk The Tinkerman ini.
Kebenaran ucapannya masih perlu ditunggu pada akhir musim nanti. Namun yang jelas, Inter di bawah kendali Ranieri berada di trek yang benar. Selain hasil positif, indikasi lainnya adalah mulai tumbuhnya regenerasi pemain di tubuh I Nerazzurri.
Dalam tujuh laga baik di Serie-A maupun Liga Champions, Ranieri mulai berani memberi kepercayaan kepada para pemain muda. Meski tidak selalu tampil sejak menit pertama, para youngster itu mencicipi laga resmi. Para pemain belia yang beruntung tersebut adalah Joel Obi, Ricardo Alvarez, Coutinho, Davide Faraoni, dan Luc Castaignos.
Menariknya, performa para pemain tersebut tidak mengecewakan. Alvarez misalnya. Dia mampu mengemban peran yang ditinggalkan oleh Wesley Sneijder sebagai playmaker.
Castaignos tidak kalah apik. Meski belum pernah bermain sejak menit pertama, eks pemain Feyenoord ini membuka keran golnya bersama Inter di Serie-A pada laga melawan Siena (27/11).
Selain itu, performanya telah membuat Ranieri jatuh hati. Itulah yang mendasari tekad Ranieri untuk mendidik Castaignos. “Masa depan cerah menantinya. Saya menyiapkannya untuk berbagai peran. Secara alami, dia adalah striker, seorang penyerang tengah, namun dia juga bisa bermain di sayap,” kata Ranieri.
Performa Coutinho, Faraoni, dan Obi juga tidak bisa dibilang buruk. Faraoni adalah angin segar di tengah makin menuanya barisan defender I Nerazzurri. Suatu saat, pemain berumur 20 tahun tersebut bisa menggantikan Douglas Maicon di posisi bek kanan. Sementara Obi menambah energi di lini tengah dengan agresivitasnya. Tak heran, di antara para pemain muda yang diturunkan Ranieri, Obi yang paling sering main.
Khusus untuk Coutinho, Ranieri memang memiliki misi khusus. Dia sengaja memberi kesempatan main sebagai ujian bagi Countinho. Jika sukses, Inter tentu akan berpikir ulang untuk meminjamkan Countinho ke klub lain pada Januari nanti.
DISAMBUT SENIOR
Terlepas dari itu, angin regenerasi mulai berembus di Inter. Alih-alih resisten, fenomena ini justru disambut dengan tangan terbuka oleh para pemain senior. Salah satu yang antusias adalah Andrea Ranocchia. Dia menilai perkembangan pemain muda bakal membantu Inter meraih hasil terbaik.
“Tahun ini, banyak sekali pemain muda yang datang dari negara lain. Tentu mereka butuh waktu untuk beradaptasi. Namun, dalam beberapa laga terakhir Alvarez dan Castaignos sudah mencetak gol. Ini menandakan mereka mulai padu,” kata Ranocchia.
Sikap Ranocchia sungguh tepat. Beberapa andalan seperti Sneijder, Maicon, dan Diego Forlan tengah cedera. Inter butuh pemain muda seperti Alvarez, Faraoni, dan Castaignos untuk menggantikan tugas mereka.

Santer Di Tengah
Dibanding sektor lainnya, peremajaan di tubuh Inter paling deras terjadi di lini tengah. Tiga pemain muda dipercaya bermain oleh Claudio Ranieri. Jumlah itu paling tinggi ketimbang sektor lain seperti lini depan dan belakang.
STRIKER
Luc Castaignos (19 tahun)
Main - 3
Inti - 0
Pengganti - 3
MIDFIELDER
Joel Obi (20 tahun)
Main - 6
Inti - 1
Pengganti - 5
Ricky Alvarez (23 tahun)
Main - 5
Inti - 2
Pengganti - 3
Philippe Coutinho (19 tahun)
Main - 2
Inti - 1
Pengganti - 1
DEFENDER
Marco David Faraoni (19 tahun)
Main - 2
Inti - 0
Pengganti - 2
* Data sejak Ranieri melatih Inter di Serie-A dan Liga Champions.
Ternyata ada ya pemain Brazil terkenal jaman dulu yg namanya Coutinho...berharap Philippe selegend beliau :-)
ReplyDelete